Hallo sobat ,,,,,
akhirnya
slesai juga nih ,, setelah menyelesaikan postingan sebelumnya tentang postingan Ilmu Munasabah, Soal-soal tentang study Quran, Membiasakan perilaku kerja keras, tekun, taat, dan teliti, Menerapkan Hukum Mad shilah dalam surat Al-Qari'ah dan Al-Zalzalah. seperti biasanya nih psen gw wat reader smw,, oke
sobat kali ni daku pnya yang baru nih tentang contoh makalah matkul ” MPAI SMP “.
Ehm ni cma contoh buat yang copas boleh sih tpi di usahain jgn sama
persis pling gak klian punya lah tambahan dari buku or dari blog lain.
jadi klian gak cuma tergantung ma makalah ini. Oke cap cus klo gtu,,,
Happy Reading,,
Membiasakan perilaku Kerja keras, Tekun, Ulet dan Teliti
A. Pendahuluan
- 1. Latar Belakang
Hidup
adalah sebuah perjuangan. Tanpa adanya usaha untuk berjuang maka
manusia tidak akan bisa bertahan untuk hidup. Untuk itu manusia haruslah
berjuang sekuat tenaga untuk memenuhi segala kebutuhannya sendiri.
Dalam pada itu berjuangmemiliki makna yang cukup luas
Dalam
melakukan pekerjaan unsur teliti juga tidak boleh lepas dari dirinya.
Dengan sikap teliti maka apabila ada kesalahan atau kekurangan bisa
segera di carikan solusinya. Sehingga sebuah pekerjaaan dapat terlaksana
dengan baik. Berdasarkan uraian ini kami bermaksud untuk membahas
bagaimana halnya kerja keras, tekun, ulet dan dan teliti dalam kehidpan.
B. Pembahasan
- 1. Membiasakan Perilaku terpuji
Berakhlak
terpuji merupakan salah satu kunci kesuksesan hidup. Akhlak atau sifat
terpuji banyak sekali macamnya. Beberapa di antaranya adalah kerja
keras, tekun, ulet dan teliti harus diterapkan dalam perilaku
sehari-hari. Allah telah memerintahkan pada seluruh umatnya untuk
berperilaku kerja keras, tekun, ulet dan teliti, sebagaimana di jelaskan
dalam al-quran. Firman Allah swt:
tA$s% þÎoTÎ)
ßÍé& ÷br& y7ysÅ3Ré& y÷nÎ) ¢ÓtLuZö/$# Èû÷ütG»yd #n?tã
br& ÎTtã_ù's? zÓÍ_»yJrO 8kyfÏm ( ÷bÎ*sù |MôJyJø?r& #\ô±tã
ô`ÏJsù x8ÏZÏã ( !$tBur ßÍé& ÷br& ¨,ä©r& øn=tã 4
þÎTßÉftFy bÎ) uä!$x© ª!$# ÆÏB tûüÅsÎ=»¢Á9$# [1]ÇËÐÈ
"berkatalah
Dia (Syu'aib): "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah
seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku
delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun Maka itu adalah
(suatu kebaikan) dari kamu, Maka aku tidak hendak memberati kamu. dan
kamu insya Allah akan mendapatiku Termasuk orangorang yang baik".
Sebagai pelajar kita tentunya harus menerepkan keempat akhlak tersebut agar cita-citamu tercapai.
- 2. Kerja Keras
a. Pengertian
Kerja
keras berarti berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Sesuatu yang di hasilkan dari kerja keras akan terasa lebih
nikmat. Kenikmatan yang sejati hanya akan di peroleh dengan bekerja
keras. Dalam satu hadist rosulullah pernah bersabda “ tidak ada satu
makananpun yang dimakan seseorang yang lebih baik daripada makanan hasil
usahanya sendiri.” (H.R. al-bukhari dan Nasa’i)[2]
Kerja
keras di butuhkan tidak hanya dalam mencari rizki tetapi dalam setiap
aktivitas kehidupan; bekerja, belajar, beribadah, dan aktivitas lainnya.
Kerja berarti berusaha atau berjuang dengan keras berarti
sungguh-sungguh. Bekerja keras adalah bekerja dengan gigih dan
sungguh-sungguh untuk mencapai suatu cita-cita. Bekerja keras tidak
mesti “banting tulang” dengan mengeluarkan tenaga secara fisik, akan
tetapi sikap bekerja keras juga dapat dilakukan dengan berpikir
sungguh-sungguh dalam melaksanakan pekerjaannya. Kerja kerasyaitu
bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan atau prestasi
kemudian disertai dengan berserah diri (tawakkal) kepada Allah SWT baik
untuk kepentingan dunia dan akhirat. Firman Allah SWT yang artinya
sebagai berikut:
Æ÷tGö/$#ur !$yJÏù 9t?#uä ª!$#
u#¤$!$# notÅzFy$# ( wur [Ys? y7t7ÅÁtR ÆÏB $u÷R9$# (
`Å¡ômr&ur !$yJ2 z`|¡ômr& ª!$# øs9Î) ( wur Æ÷ö7s?
y$|¡xÿø9$# Îû ÇÚöF{$# ( ¨bÎ) ©!$# w =Ïtä tûïÏÅ¡øÿßJø9$# ÇÐÐÈ[3]
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.
Jadi semua umat Islam harus
bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk dalam beribadah
mendekatkan diri kepada Allah SWT.[4]
Hal itu pula yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sejak kecil
hingga akhir hayatnya. Misalnya ketika ia mengembala biri-biri serta
berniaga hingga ke negeri Syam dengan penuh semangat dan jujur. Begitu
pula para sahabat memberikan keteladanan bekerja keras, seperti Abu
Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan
lainnya. Mereka memiliki semangat kerja keras yang tinggi baik dalam
berusaha maupun berdakwah menegakkan agama Allah. Harta yang mereka
peroleh dari usaha yang kerja keras mereka gunakan untuk menyantuni
fakir miskin dan kepentingan agama Islam. Rasulullah SAW juga memberikan
penghargaan bagi orang yang bekerja keras.
- Contoh perilaku kerja keras
Suatu
ketika Nabi bertemu dengan seorang sahabat, Sa'ad al-Anshari yang
memperlihatkan tangannya yang melepuh karena kerja keras. Nabi bertanya,
"mengapa tanganmu hitam, kasar dan melepuh?" Sa'ad menjawab, "tangan
ini kupergunakan untuk mencari nafkah bagi keluargaku." Nabi yang mulia
berkata, "ini tangan yang dicintai Allah," seraya mencium tangan yang
hitam, kasar dan melepuh itu.[5]
Bayangkanlah, Nabi yang tangannya selalu berebut untuk dicium oleh para
sahabat, kini mencium tangan yang hitam, kasar dan melepuh. Agar
semangat kerja keras selalu ada dalam diri, maka hendaknya kita
beranggapan akan hidup selamanya.
Namun dalam hal ibadah khusus,
seperti shalat, hendaknya kita beranggapan bahwa seolah-olah kita akan
mati esok hari sehingga kita bisa beribadah dengan khusyu’. Hal ini
sesuai dengan pesan Rasulullah SAW:
اِعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأَنَّكَ تَعِيْشُ اَبَدًا وَاعْمَلْ ِلآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا
Artinya:
“ Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah engkau hidup
selama-lamanya; dan bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu seolah-olah
engkau akan mati esok hari”.(H.R. Ibnu Asakir). [6]
Semua
manusia yang hidup di dunia ini mempunyai jasmani dan rohani yang
keduanya saling membutuhkan antara satu dan lainnya. Kebutuhan jasmani
berupa makanan, minum, pakaian, dan tempat tinggal. Sedangkan kebutuhan
rohani berupa pengtahuan yang bermanfaat, dan nasihat yang sesuai dengan
kebutuhan rohani. Semuanya itu dapat diraih apabila kita mau berusaha
dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan memberikan rizqi kepada
makhluk-Nya. Allah berfirman:
¼çms9 ×M»t7Ée)yèãB .`ÏiB
Èû÷üt/ Ïm÷yt ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz ¼çmtRqÝàxÿøts ô`ÏB ÌøBr& «!$# 3
cÎ) ©!$# w çÉitóã $tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçÉitóã $tB
öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 !#sÎ)ur y#ur& ª!$# 5Qöqs)Î/ #[äþqß xsù ¨ttB
¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrß `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ [7]
“Sesungguhnya
Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". (Qs.Ar-Ra’du: 11)
- Cara membiasakan perilaku kerja keras
Rasulullah pernah bersabda “amal
duniawi yang dilakukan oleh manusia untuk kepentingan hidupnya dan
usaha yang dikerjakan untuk kebutuhan diri sendiri dan keluarga termasuk
ibadah serta sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT”. Semua
orang yang bekerja dapat menjadikan pekerjaan dan segala aktivitasnya
sebagai ibadah asalkan mereka berpegang pada ketentuan berikut:
- Harus menyesuaikan semua pekerjaannya dengan aturan agama yang berlaku dalam ajaran Islam
- Sebelum melakukan pekerjaan hendaknya memulainya dengan niat yang suci dan hati yang tulus
- Setiap pekerjaan hendaklah dilakukan dengan baik dan benar.
Agar terbiasa bekerja keras dalam mengerjakan sesuatu lakukanlah beberapa hal berikut ini:
- Bekerja keras harus di landasi niat yang baik. Niatkan untuk beribadah kepada Allah SWT.
- Awali suatu pekerjaan dengan menyebut nama Allah.
- Kerjakan dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh
- Akhiri dengan menyebut nama Allah.
- Serahkan segalanya kepada Allah swt.(tawakal).
Untuk dapat memilki sikap kerja keras, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Selalu menyadari bahwa hasil yang diperoleh dari jerih payahnya sendiri lebih terpuji dan mulia daripada menerima pemberian orang lain.
- Islam memuji sikap kerja keras dan mencela meminta-minta (kecuali jika terpaksa).
- Memiliki semboyan tidak suka mempersulit orang lain dengan mengharapkan bantuannya.
- Menyadari sepenuhnya bahwa memberi lebih mulia daripada meminta.[8]
3.Tekun
- Pengertian
Dalam
bahasa arab, tekun di kenal dengan istilah nasyit, sedangkan dalam
kamus besar bahasa Indonesia, kata tekun di artikan dengan rajin dan
bersungguh-sungguh. Tekun artinya berkeras hati, teguh pada pendirian,
rajin, giat, sungguh-sungguh dan terus-menerus dalam bekerja meskipun
mengalami kesulitan, hambatan, dan rintangan. Sifat tekun ini diwujudkan
dalam semangat yang berkesinambungan dan tidak kendur walaupun banyak
rintangan yang menghadang.Tekun erat kaitannya dengan kerja keras. Orang
yang bekerja keras boleh jadi orang yang tekun, rajin, dan penuh
kesungguhan. Salah satu cirri orng yang tekun adalah ia tidak akan
membiarkan waktunya terbuang sia-sia dan ia akan mempergunakannya untuk
melakukan hal-hal yang bermanfaat.
Tekun merupakan sikap terpuji.
Orang yang memiliki sifat ini kemungkinan hidupnya akan sukses.
Sebagaimana kerja keras, tekun pun di butuhkan dalam setiap aktivitas
kehidupan. Tidak hanya dalam mengerjakan persoalan-persoalan duniawi,
tetapi lebih penting lagi dalam mengerjakan urusan-urusan ukhrawi.
Bangkitnya
sebuah peradaban dunia sangat bergantung terhadap etos kerja dan
ketekunan manusianya. Apabila manusianya memiliki semangat dan memiliki
etos kerja tinggi maka hamper bisa di pastikan peradabannya maju. Akan
tetapi, jika manusianya malas, tidak tekun dalam bekerja dan
berusahasudah bisa di pastikan tidak akan maju. Dalam sebuah pepatah,
orang arab menyatakan
"منجدّوجدّ"[9]
“siapa yang bersungguh-sungguh (dalam apapun) pasti dia akan menemukan (sesuatu yang di cita-citakannya).”
Dengan
demikian sifat tekun menjadi salah satu modal untuk mencapai kesuksesan
dalam berbagai bidang sebagaimana yang dicita-citakan. Hal itu pula
yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dalam mensyi’arkan agama Islam. Ia
melakukan dakwah secara terus-menerus kepada keluarga dan masyarakat di
sekitarnya agar mentauhidkan Allah SWT. Ia juga melakukan pembinaan yang
kontiniu kepada sahabat-sahabatnya untuk mempelajari al-Qur’an dan siap
berdakwah kepada orang-orang di sekitar mereka dengan cara yang santun
dan baik.[10]
Dengan kerja keras dan ketekunan mereka, Islam telah berjaya di jazirah
Arab ketika itu dan menyebar ke berbagai daerah tanpa adanya paksaan.
Semua
manusia yang lahir di muka bumi pasti dalam keadaan tidak tahu apa-apa.
Tidak ada satu pun manusia ahir di dunia ini dalam keadaan pandai atau
pintar. Dengan bertambahnya usia dari hari ke hari, minggu dan tahun,
akal dapat berfikir sebagaimana fungsinya yang telah diberikan Allah.
taalla berfirman:
ª!$#ur Nä3y_t÷zr& .`ÏiB ÈbqäÜç/
öNä3ÏF»yg¨Bé& w cqßJn=÷ès? $\«øx© @yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$#
t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur öNä3ª=yès9 crãä3ô±s? ÇÐÑÈ [11]
Dan
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,
agar kamu bersyukur.(QS. An-Nahl: 78)
- contoh perilaku tekun
Sifat
tekun ini dapat pula dilihat dari berbagai kisah orang-orang terdahulu
yang shaleh lagi sukses dalam menjalani kehidupannya. Salah satu di
antaranya adalah seorang ulama kenamaan yang bernama Ibnu Hajar. Awalnya
dia adalah seorang anak yang merasa bodoh. Ia sulit menerima pelajaran
yang diberikan oleh gurunya. Suatu ketika ia melihat batu kecil yang
terletak di tepi sungai. Ia mengamati batu kecil itu berlobang/lekuk.
Sementara air menetas dari atas dan jatuh tepat di lobang batu kecil
tersebut. Ia pun sadar ternyata batu yang keras itu bisa berlobang hanya
karena air yang secara terus menerus menetes, walaupun hanya setetes
demi setetes. Kemudian, beliau berpikir, meskipun ia merasa bodoh,
tetapi jika belajar dengan tekun, terus-menerus, niscaya akan menjadi
pintar. Akhirnya ia belajar lebih tekun lagi sehingga ia menjadi ulama
terkemuka. Karena ketekunannya dalam belajar terinspirasi dari batu
kecil di tepi sungai itu, maka ia pun diberi nama Ibn Hajar, yang
artinya “anak batu”.
Masih banyak kisah sukses yang dialami oleh
orang-orang ternama akibat ketekunannya dalam meraih cita-cita. Oleh
karena itu, sebagai seorang mukmin, tekunlah dalam berusaha baik untuk
urusan duniawi terutama dalam urusan ukhrawi. Tanpa adanya usaha yang
sungguh-sungguh dan berkesinambungan, maka perubahan ke arah yang lebih
baik akan sulit untuk diraih.
C . Cara Membiasakan Perilaku Tekun
Supaya terbiasa tekun dalam semua aktivitas, lakukanlah beberapa hal berikut
- Siapkan perencanaan yang matang dalam memulai aktivitas
- Bersungguh-sungguhlah dalam setiap aktivitas
- Jangan cepat putus asa dalam bekerja dan belajar.
- Lakukan terus pekerjaan yang kamu senangi hingga kamu mampu mengerjakannya.
- Harus banyak bersabar dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
- Jangan tergesa-gesa dalam mengerjakan sesuatu
- Berserah dirilah kepada Allah swt.
4.Ulet
- Pengertian
Dalam
kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), ulet diartikan dengan kuat, tidak
mudah putus asa dalam mencapai cita-cita atau keinginan. Ulet juga bisa
diartikan dengan berusaha terus dengan giat dan berkemauan keras serta
menggunakan segala kecakapannya (potensi) untuk mencapai suatu tujuan.
Ulet berarti tahan uji, tidak mudah putus asa dan menyerah jika menemui
rintangan dan hambatan yang disertai kemauan kerja keras dalam berusaha
mencapai tujuan dan cita-cita. Meskipun ia gagal dalam suatu urusan,
tetapi ia tidak mengeluh, tidak bersedih, dan tidak pula berputus asa
sehingga ia akan tetap berusaha dan mencoba lagi untuk mencapai yang
diinginkannya. Baginya, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.
Orang
yang ulet, selain bekerja keras dan tekun, ia juga akan mempergunakan
dan mengerahkan semua kemampuan dan potensi diri yang di milikinya untuk
mencapai tujuan yang telah di cita-citakannya. Ia tidak sepat menyerah
dan tidak ada istilah putus asa pada dirinya
Nä3¯Ruqè=ö7oYs9ur
&äóÓy´Î/ z`ÏiB Å$öqsø:$# Æíqàfø9$#ur <Èø)tRur z`ÏiB ÉAºuqøBF{$#
ħàÿRF{$#ur ÏNºtyJ¨W9$#ur 3 ÌÏe±o0ur úïÎÉ9»¢Á9$# ÇÊÎÎÈ tûïÏ%©!$#
!#sÎ) Nßg÷Fu;»|¹r& ×pt7ÅÁB (#þqä9$s% $¯RÎ) ¬! !$¯RÎ)ur Ïmøs9Î)
tbqãèÅ_ºu ÇÊÎÏÈ y7Í´¯»s9'ré& öNÍkön=tæ ÔNºuqn=|¹ `ÏiB öNÎgÎn/§
×pyJômuur ( Í´¯»s9'ré&ur ãNèd tbrßtGôgßJø9$# ÇÊÎÐÈ [12]
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(155) (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"(156). Mereka Itulah yang mendapat
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk.(157)
Jadi, orang yang ulet
tidak akan pesimis dalam hidupnya. Ia selalu optimis dalam mencapai
tujuan dan cita-citanya. Meskipun sikap ulet memerlukan sikap yang
optimis, tidak boleh pula optimis yang berlebihan, sebab hal itu dapat
menimbulkan kesombongan. Oleh karena itu, sikap ulet hendaknya diiringi
dengan sifat tawakal kepada Allah SWT. Berhasil tidaknya usaha yang kita
lakukan tidak terlepas dari kehendak dan kekuasaan Allah.
Perhatikan pula firman Allah berikut ini.
( #sÎ*sù |MøBztã ö@©.uqtGsù n?tã «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tû,Î#Ïj.uqtGßJø9$# ÇÊÎÒÈ [13]
Artinya:
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya.(Qs. Ali Imran : 159)
Jadi, orang yang ulet tidak akan
pesimis dalam hidupnya. Ia selalu optimis dalam mencapai tujuan dan
cita-citanya. Meskipun sikap ulet memerlukan sikap yang optimis, tidak
boleh pula optimis yang berlebihan, sebab hal itu dapat menimbulkan
kesombongan. Oleh karena itu, sikap ulet hendaknya diiringi dengan sifat
tawakal kepada Allah SWT. Berhasil tidaknya usaha yang kita lakukan
tidak terlepas dari kehendak dan kekuasaan Allah.
- Contoh perilaku ulet
Perilaku
ulet ini juga banyak di tunjukkan pada masa sahabat-sahabat ketika nabi
Muhammad masih hidup adalah sesudah wafat. Sikap ulet juga dicontohkan
oleh Rasulullah SAW ketika bekerja pada Khadijah. Beliau tidak
menghiraukan musim panas atau dingin. Dia pantang menyerah, tidak
berputus asa, dan ulet dalam memperdagangkan dagangan majikannya ke
berbagai tempat dan pasar. Tidak hanya di kota Mekkah, tetapi sampai ke
luar Mekah, seperti Yaman, Madinah, Kufah dan Basrah.
Begitu pula
dalam berdakwah. Meskipun ia dan para sahabat diteror oleh orang-orang
kafir Quraisy, tetapi ia tidak pernah menyerah dan berputus asa untuk
menyampaikan dakwah kepada mereka sehingga orang-orang yang menentangnya
menjadi sahabat yang setia, seperti Umar bin Khattab, Khalid bin Salid,
Abu Sufyan, dan sebagainya. [14]
- Cara membiasakan perilaku ulet
Supaya terbiasa ulet dalam semua aktifitas, lakukanlah beberapa hal berikut :
- Biasakan bersungguh-sungguh dalam setiap aktivitas
- Gantungkan cita-citamu setinggi mungkin, kemudian kejarlah dengan belajar yang serius
- Jangan sepat putus asa dalam mengerjakan sesuatu yang sulit.
- Coba dan coba terus pekerjaan yang kamu senangi sampai kamu bisa.
- Bersabarlah dalam berbagai keadaan
- Kembalikan semuanya kepada Allah sambil terus berusaha.
5.Teliti
- Pengertian
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, teliti di artikan dengan cermat, seksama,[15]
dan hati-hati, sedangkan cermat di artikan dengan seksama, teliti,
berhati-hati dalam mengerjakan sesuatu. Teliti dan cermat stau cermat
dan teliti merupakan dua kata yang mengandung arti sama, yaitu seksama
dalam mengerjakan sesuatu
Islam sangat menganjurkan untuk cermat
dan teliti dalam situasi dan pekerjaan apa pun, termasuk dalam
menghadapi berita yang datang padamu. Hal ini sebagaimana telah
dijelaskan Allah dalam al-quran surat al-hujurat 49 ayat 6.
$pkr'¯»t
tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä bÎ) óOä.uä!%y` 7,Å$sù :*t6t^Î/ (#þqãY¨t6tGsù
br& (#qç7ÅÁè? $JBöqs% 7's#»ygpg¿2 (#qßsÎ6óÁçGsù 4n?tã $tB
óOçFù=yèsù tûüÏBÏ»tR ÇÏÈ [16]
Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa
suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
- Contoh perilaku teliti
Sifat
teliti juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Misalnya ketika menyikapi
perlakuan kasar orang-orang kafir Quraisy terhadap umat Islam yang ada
di Mekah, sementara nabi telah hijrah ke Madinah. Ketika itu para
sahabat meminta nabi agar segera berperang melawan kezaliman kafir
Quraisy. Tetapi nabi tidak tergesa-gesa. Untuk beberapa saat ia menunggu
petunjuk dan perintah dari Allah lalu ia bicarakan dengan para
sahabatnya tentang strategi apa yang dilakukan.[17]
Berkat
ketelitian dan usaha keras dari nabi dan para sahabat, perang Badar
yang tidak seimbang itu (313 orang tentara Islam melawan 1000 tentara
kafir Quraisy) akhirnya dimenangkan umat Islam. Dengan demikian,
berupayalah dengan kerja keras, tekun, ulet, dan teliti sehingga hasil
yang kita peroleh mengalami peningkatan dan akan lebih baik dari
hari-hari sebelumnya.
Pahami dan perhatikanlah sabda Rasulullah SAW berikut ini:
مَنْكَانَيَوْمُهُخَيْرًامِنْأَمْسِهِفَهُوَرَابِحٌوَمَنْكَانَيَوْمُهُمِثْلَأَمْسِهِفَهُوَمَغْبُوْنٌوَمَنْكَانَيَوْمُهُشَرًّامِنْأَمْسِهِفَهُوَمَلْعُوْنٌ (رواهالحاكم( [18]
Artinya:
Barangsiapa amal usahanya lebih baik dari hari kemarin maka orang itu
termasuk yang beruntung; jika amal usahanya sama dengan yang kemarin,
maka ia termasuk orang yang rugi; dan jika amal usahanya lebih buruk
dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang terlaknat. (H.R. al-Hakim).
- Cara membiasakan perilaku teliti
Supaya terbiasa teliti atau cermat dalam melakukan sesuatu, lakukanlah beberapa hal di bawah ini
- Biaskan rapi dam teratur dalam mengerjakan sesuatu
- Jangan mudah terpengaruh orang lain
- Lakukan check and recheck sebelum memutuskan suatu masalah .
- Sebaiknya hati-hati dalam segala hal.
- Percayalah kepada diri sendiri.
- Biasakan menyenangi dan ketertiban.
Kerja
keras tekun, ulet dan teliti saling berhubungan satu sama lain karena
suatu usaha atau tujuan tertentu yang sudah dilakukan dengan kerja keras
tanpa adanya ketekunan, keuletan, dan ketelitian tidak akakn tercapai
secara maksimal. Berikut adalah contoh yanng menunjukkan perilaku kerja
keras, tekun, ulet dan teliti.
- Menyadari bahwa rizki yang diberikan Allah tidak datang dengan tiba-tiba tanpa usaha.
- Tidak bersifat malas dan mengeluh terhadap suatu pekerjaan karena akan mempengaruhi etos kerja yang sudah dibangun.
- Tidak suka menunda-nunda pekerjaan yang dapat dilakukan dengan tepat.
- Tidak cepat merasa puas hanya pada suatu pekerjaan yang digeluti.
- Berusaha peduli terhadap suatu pekerjaan meskipun pekerjaan tersebut tidak disukai.
- Berusaha mengerjakan segala sesuatu dengan penuh rasa tanggung jawab.
- Berniat sungguh-sungguh untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
- Tetap optimis dan tidak mudah putus asa apabila menemukan suatu kegagalan.
- Melakukan suatu pekerjaan dengan pertimbangan yang matang.
- Melakukan pekerjaan tidak hanya dengan fisik /tenaga, tetapi juga dengan hati dan pikiran yang positif.
Setiap
orang pasti memiliki kebutuhan. Akan tetapi, kebutuhan yang harus
dipenuhi secara sungguh-sungguh dan bersifat pokok disebut kebutuhan
primer. Contohnya adalah pangan, sandang dan papan. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, kita harus kerja keras dengan penuh ketekunan,
keuletan dan ketelitian. Tanpa kerja keras, kita tidak mungkin
memperoleh apa yang kita inginkan, sebagaimana firman Allah SWT dalam
surat an-Najm ayat 39-41yang artinya:
br&ur }§ø©9
Ç`»|¡SM~Ï9 wÎ) $tB 4Ótëy ÇÌÒÈ ¨br&ur ¼çmu÷èy t$ôqy 3tã
ÇÍÉÈ §NèO çm1tøgä uä!#tyfø9$# 4nû÷rF{$# ÇÍÊÈ[19]
Dan
bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya (39) dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat
(kepadanya) (40) kemudian akan diberi Balasan kepadanya dengan Balasan
yang paling sempurna (41).(Q.S. an-Najm: 39-41)
Ayat tersebut
menjelaskan bahwa manusia hanya akan memperoleh apa yang diusahakannya.
Usaha itulah yang akan dinilai di hadapan Allah swt.
- 3. Penutup
- Kesimpulan
Dari uraian demikian, kesimpulannya adalah :
- Kerja keras, tekun, ulet dan teliti merupakan akhlak Terpuji yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang, terutama bagi seorang pelajar dalam prose pendidikan.
- Akhlak terpuji tersebut tidak hanya butuk pemahaman konsep akan tetapi juga diimplementasikan atau diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari, terutama sebagai umat muslim dalam mencetak prestasi bagi dunia peradaban Islam.
- Akhlak Terpuji tersebut merupakan refleksi dari bebrapa sifat-sifat atau akhlak terpuji yang merupakan kepribadian Rasulullah saw. Yang perlu kita teladani.
kunjungi juga ya tentang postingan Ilmu Munasabah, Soal-soal tentang study Quran, Membiasakan perilaku kerja keras, tekun, taat, dan teliti, Menerapkan Hukum Mad shilah dalam surat Al-Qari'ah dan Al-Zalzalah.
[1] Qs. Al-Qashas : 27
[2] SofwanIskandar, Pendidikan Agama Islam (Depok: CV.Aryaduta, 2003),128.
[3] QS. Al-Qashas : 77
[4] HamzahTualeka.Zn.,M.Ag, Akhlak tasawuf, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press,2011), 153.
[5]Maulana Muhammad Zakaria, Himpunan Fadhilah Amal,(Jogjakarta: Ash–Shaff 2003),180
[6] SofwanIskandar, PendidikanAgamaIslam (Depok: CV.Aryaduta, 2003),131
[7] QS. Ar-Ra’du : 11
[8] Alfat, Aqidah Akhlak.( Semarang: PT. Toha Putra, 2003) 24.
[9] H.HamzahTualeka.Zn.,M.Ag, Akhlak tasawuf, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press,2011), 153
[10] Ibid,158.
[11] Qs. An-nahl : 78
[12] Qs. Al-Baqarah : 155-157
[13] Qs. Ali Imran : 159
[14]. Maulana Muhammad Zakaria, Himpunan Fadhilah Amal,( Jogjakarta: Ash – Shaff, 2003) 180
[15]. Multahim,Pendidikan Agama Islam( Jakarta:Yudistira,2007) 27.
[16] Qs. Al-Hujurat : 6
[17]. Maulana Muhammad Zakaria, Himpunan Fadhilah Amal, ( Jogjakarta : Ash – Shaff, 2003), 195
[18].H.HamzahTualeka.Zn.,M.Ag, Akhlak tasawuf, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press,2011), 158
[19] Q.S. an-Najm: 39-41
makasih kak ngbantu bgt nih :)
ReplyDeleteartikelnya bermanfaat... thks mba.. moga postingan2 brikutnya lebih bermanfaat...
ReplyDelete