WELCOME TO Hiel'S BLOGGER

Thursday, December 13, 2012

HEREDITAS DAN LINGKUNGAN

 A.      Pengertian
  1. 1.       Hereditas
Salah satu dasar perbedaan individual adalah latar belakang hereditas masing-masing individu. Hereditas dapat diartikan sebagai pewarisan atau pemindahan biologis karakteristik individu  dari pihak orang tuanya. Pewarisan ini terjadi melalui proses genetis. [1]
Hereditas pada individu berupa warisan “specific genes“ yang berasal dari kedua orang tuanya. “Genes“ ini terhimpun di dalam kromosom-kromosom atau “colored bodies“. Kromosom-kromosom, baik dari pihak ayah ataupun dari pihak ibu berinteraksi membentuk pasangan-pasangan. Dua anggota dari masing-masing pasangan memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Pasangan kromosom dimana dalam masing-masing kromosom terdapat sejumlah “genes” dan masing-masing “genes” memiliki sifat tertentu, membentuk persenyawaan “genes” yang demikian menjalin senyawa sifat-sifat “genes”.[2]
Masing-masing individu mulai hidup dengan satu sel di dalam indung telur yang telah dibuahi oleh satu sperma. Sel ini terbagi menjadi dua, masing-masing terbagi lagi menjadi dua, masing-masing sel bagian terbagi lagi menjadi dua-dua dan seterusnya sehingga membentuk organ. Proses pembagian sel semacam ini disebut “mitosis”.
Semua sel dalam badan memiliki hereditas identik sebagai akibat dari adanya proses individuasi dan diferensiasi. Setiap sel terdeferensiasi, sebagian menjadi sel-sel mata, sebagian menjadi telinga, sebagian menjadi tetek, sebagian menjadi kulit, sebagian menjadi daging, sebagian menjadi otot, tulang, dan sebagainya. Pembentukan atau deferensiasi ini sangat tergantung kepada sifat dan interaksi lingkungan seluler. Proses kimiawi dan elektronik berbeda-beda pada setiap sel yang hal ini tergantung pada posisi tiap-tiap sel. Ini berarti, bahwa “differential gradients” (kekuatan-kekuatan pengarah bentuk organisme) adalah tersusun.
Di antara semua sel, sebagian sel dicadangkan untuk fungsi pembiakan/pembenihan. Sel-sel ini disebut sel-sel “germ”. Sejak individu dilahirkan, dia telah memiliki sel-sel “germ” ini. Ketika individu mencapai kematangan seksual, dalam tubuhnya terjadi pembentukan sel-sel benih yang prosesnya berasal dari sel-sel “germ”. Proses ini disebut “meiosis”. Apabila proses ini terjadi pada anak laki-laki, maka terbentuklah bahan yang disebut sperma. Apabila proses ini terjadi pada anak perempuan, maka terbentuklah bahan yang disebut ova atau telur-telur dalam kandungan. Produksi benih ini akan lebih nyata ketika anak mencapai tingkat pubertas. Apabila dua individu berlainan jenis kelamin melakukan perkawinan, terjadilah proses genetis seperti yang dikemukakan di atas dalam rangka membentuk individu baru.
Proses genetis individu berawal dari pertemuan antara 24 kromosom ayah dan 24 kromosom pihak ibu. Keempat puluh delapan kromosom itu bercampur dan berinteraksi membentuk pasangan-pasangan baru. Akibat dari peristiwa ini terjadilah pertemuan “genes” pada setiap pasangan kromosom dari ayah dan dari ibu yang memiliki sifat tertentu. Akibat dari pertemuan “genes” itu maka terjadilah perubahan sifat hereditas. Jadi, dasar hereditas dari perbedaan individual adalah adanya kombinasi-kombinasi “genes” yang mengakibatkan adanya perubahan-perubahan sifat “genes”.
2.       Lingkungan
Orang sering mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah lingkungan hanyalah alam sekitar di luar diri manusia/individu. Lingkungan itu sebenarnya mencakup segala materiil dan stimuli di dalam dan di luar diri individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosial-kultural. Dengan demikian, lingkungan dapat diartikan secara fisiologis, secara psikologis, dan secara sosio-kultural.
Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan materiil jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem saraf, peredaran darah, pernapasan, pencernaan makanan, kalenjar-kalenjar indokrin, sel-sel pertumbuhan, dan kesehatan jasmani.
Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa: sifat-sifat “genes”, interaksi “genes”, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi, dan kapasitas intelektual.
Secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan, pengajaran, bimbingan dan penyuluhan, adalah termasuk sebagai lingkungan ini.
Dengan diperluasnya konsep tentang lingkungan ini, maka orang pun semakin mengalami kesulitan dalam membedakan antara konsep lingkungan dengan konsep hereditas. Kesulitan itu dapat mengakibatkan orang menjadi kebingungan dalam membedakan antara hereditas dan lingkungan apalagi jika yang dimaksudkan dengan lingkungan adalah lingkungan fisiologis. Kebingungan itu dapat meningkat menjadi miskonsepsi setelah orang menghadapi istilah-istilah “hereditary”, “inbom”, “innate”, “congenital”, dan “native”. Istilah-istilah tersebut sulit sekali dibedakan, padahal beberapa istilah itu adalah ada yang invironmental.
Adalagi anggapan yang mengaburkan, bahwa hereditas adalah kesamaan parental. Sifat-sifat atau perwujudan jasmani yang sama antara orang tua dan keturunannya dianggap sebagai hereditas, padahal belum tentu setiap kesamaan sifat dan penampakan adalah hereditas. Kesamaan sifat dan penampakan seseorang dengan orang tuanya dapat terjadi karena modifikasi sifat-sifat itu dengan lingkungan.
  1. B.     Pengaruh Hereditas dan Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Manusia
-          Pengaruh Heriditas dan Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Manusia.
  1. Penemuan dari Abbot Gregor Mendel (1857)
Setiap hasil pengamatan oleh Mendel dianalisis dengan menghasilkan kesimpulan yang terkenal dengan sebutan “Hukum Mendel”. Hukum Mendel ini dilaporkan dalam sebuah paper pada tahun 1865 yang kemudian diterbitkan tahun 1866. Hukum Mendel terdiri atas tiga item, masing-masing berbunyi sebagai berikut :
1)       Sifat-sifat warisan/turunan dihasilkan oleh apa yang disebut Mendel “elements” atau “factors” yang diteruskan dengan tidak berubah dari generasi yang satu ke generasi berikutnya.
2)       Dalam masing-masing individu, elemen-elemen atau faktor-faktor itu berbentuk pasangan-pasangan, di mana dalam satu pasangan dua elemennya mempunyai pengaruh yang berbeda, salah satu elemen mendominasi elemen lainnya sehingga dapat dikatakan, bahwa elemen yang satu adalah “dominant” dan elemen yang lain “recessive”.
3)       Ketika benih-benih terbentuk di dalam individu, para anggota masing-masing pasangan elemen memisahkan diri dari pasangan-pasangan lainnya sehingga membentuk pasangan baru di mana satu dari dua elemen yang berpasangan berasal dari masing-masing induk (orang tuanya), dan ini diturunkan kepada keturunan/anak cucunya.
  1. Proses Hereditas dalam Pertumbuhan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari proses hereditas adalah sebagai berikut :
1)       Sifat-sifat pribadi manusia pada umumnya tergantung kepada pengaruh kombinasi-kombinasi “genes”
2)       Sel-sel benih dari masing-masing orang tua (ayah dan ibu) berisikan bermacam-macam kombinasi “genes” sebagai akibat dari adanya pembiakan sel-sel.
3)       Sel-sel dari ayah dan sel-sel dari ibu bertemu dan berinteraksi menghasilkan organisme baru yang membentuk berbagai macam kombinasi “genes” pada anak keturunannya.
Gambaran yang paling sederhana mengenai mekanisme hereditas adalah adanya interaksi faktor-faktor yang terkandung di dalam sepasang “genes”.
Apabila individu memperoleh satu gene albinia dari salah satu atau kedua orang tuanya, maka ia akan mengalami kemungkinan menjadi albino. Indung telur pada individu wanita selalu mempunyai dua kemungkinan untuk memperoleh “genes foralbinism” dari kedua belah pihak orang tuanya, maka ia menjadi berkulit albino (cc). Apabila individu memiliki dua “genes” warna normal dari kedua belah pihak orang tuanya, maka ia akan memiliki pigmentasi kulit normal (CC). Kedua individu tersebut (yaitu individu albino dan individu berpigmentasi normal) disebut individu yang “homozygous”. Apabila individu memperoleh “genes” warna normal dari salah satu orang tuanya dan “genes” albinis dari satu orang tuanya yang lain, maka sebagian kulitnya dapat menjadi albino (Cc). Individu yang seperti ini disebut “heterozigous”
Individu menjadi laki-laki atau perempuan ditentukan oleh sepasang kromosom yang disebut “the sex chromosomes”. Masing-masing kromosom seks dalam pasangan itu diberi simbol dengan X dan Y. Pada pihak ayah terdapat dua macam kromosom seks, yaitu X dan Y. Pada pihak ibu hanya terdapat satu macam kromosom seks, yaitu X. Apabila individu mendapat kromosom X dari ibunya dan kromosom Y dari ayahnya, maka ia hanya tumbuh dari satu macam kromosom X. Dalam hal demikian ia menjadi perempuan. Apabila individu mendapat kromosom X dari ibunya dan kromosom Y dari ayahnya, maka ia menjadi laki-laki. Dengan demikian yang menyebabkan seseorang itu menjadi laki-laki ataukah perempuan adalah tentang ada atau tidaknya pengaruh kromosom Y, dan kromosom Y hanya dapat diperoleh dari pihak ayah.
Dalam pertumbuhan lebih lanjut, masing-masing individu, baik perempuan maupun laki-laki mempunyai semua “genes” yang diperlukan untuk pertumbuhan kedua jenis kelamin. Apabila pada tubuh seseorang kromosom X-nya dominan sedangkan kromosom Y-nya resesif, maka sifat kewanitaan pada orang itu kuat. Apabila pada tubuh seseorang kromosom X-nya resesif sedangkan kromosom Y-nya dominan, maka orang itu memiliki sifat kelelakian kuat. Dari sini kita dapat memperoleh penjelasan tentang adanya kasus pertumbuhan “waria” atau “prinitia”.
Demikianlah telah dikemukakan beberapa contoh mekanisme hereditas dari faktor-faktor pertumbuhan. Mekanisme hereditas pada faktor-faktor pertumbuhan lain seperti kebotakan, pertumbuhan kumis atau jenggot, warna mata, dan sebagainya pada dasarnya adalah sama seperti yang terjadi pada albino atau jenis kelamin.
d) Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan
Lingkungan sangat besar artinya bagi setiap pertumbuhan fisik. Sejak individu berada dalam konsepsi, lingkungan telah ikut memberi andil bagi proses pertumbuhan/pembuahan. Suhu, makanan, keadaan gizi, vitamin, mineral, kesehatan jasmani, aktivitas dan sebagainya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan. Klasifikasi tingkah laku manusia dapat diadakan, terdiri atas 4 macam, yaitu : insting, habits, native behavior, acquired behavior. Semua jenis tingkah laku tersebut dipengaruhi, baik oleh hereditas maupun lingkungan
-          Pengaruh Heriditas dan Lingkungan Terhadap Perkembangan Manusia.
Setiap perkembangan pribadi seseorang merupakan hasil interaksi antara hereditas dan lingkungan. Pengaruh hereditas berasal dari kombinasi-kombinasi “ genes”. Satu sel “ germ “ manusia berisikan 24 kromosom membentuk beribi-ribu  “genes “. Genes ini memberikan sifat-sifat kepada masing-masing kromosom, dan sifat-sifat kromosom itu dapat di hubungkan dengan tipe-tipe kepribadian, cirri-ciri jasmaniah, taupun pekerjaan individual. Pada saat konsepsi, masing-masing pasangan kromosom berinteraksi membentuk individu baru.
Individu dan lingkungannya adalah produk dari hereditas dan lingkungan. Hereditas dan lingkungan sama-sama berperan penting bagi perkembangan individu. Dengan adanya saling tergantung antara hereditas dan lingkungan hal ini menimbulkan hal yang sulit bagi para sarjana. Dengan meneliti seseorang secara langsung mereka tidak bisa membedakan dominasi pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap warna rambut, warna kulit, bentuk tengkorak atau inteligensi seseorang. Penelitian baru berhasil jika meneliti sekurang-kurangnya dua orang dengan latar belakang pengalaman-pengalaman mereka.[3]
Sifat-sifat hereditas sangat sukar diubah, meskipun pada generasi-generasi berikutnya diadakan modifikasi intensif misalnya dengan program-progran eugenic (egenitik), sterilisasi ataupun perkawinan selektif. Sedangkan sifat-sifat yang tumbuh akibat pengaruh lingkungan relative lebih mudah diubah melaluperbaikan-perbaikan pendidikan, social dan politik.
  1. C.       Konstribusi yang saling berhubungan dari heriditas dan lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia
Agar kita memperoleh gambaran yang lebih luas mengenai hal ini, berikut ini di kemukakan tentang sumbangan-sumbangan interaktif dari hereditas dan lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan individu.
1)       Dalam bidang pertumbuhan dan perkembangan fisik:
-          Sumbangan hereditas : tinggi, bentuk kerangka, dan struktur badan di sebabkan oleh pertumbuhan potensi-potensi atau sifat-sifat dalam “ genes”; struktur dari system saraf juga di bentuk oleh pertumbuhan genetis. Batas-batas perkembangan fungsi-fungsi sensoris dan motoris juga ditentukan oleh pertumbuhan genetis, dan batas-batas perkembangan itu sangat bervariasi.
-          Sumbangan lingkungan : segenap pengaruh hereditas itu dapat diganggu oleh lingkungan yang abnormal. Terlebih-lebih kesehatan jasmaniyah dan kehidupan itu sendiri pada baik tidaknya pemeliharaan.
2)       Dalam bidang pertumbuhan dan perkembangan mental
-          Sumbangan hereditas : bukti-bukti menunjukkan. Bahwa anak-anak yang lahir dengan berbagai kapasitas mental dengan berbagai kapasitas mental. Dengan berbagi potensi music, melukis, menyanyi, menukang, berpidato, dan sebagainya. Dalam batas-batas tertentu adalah tumbuh dan berkembang secara genetis. Ini berarti hereditas berperan penting. Sumbangan lingkungan : lingkungan-lingkungan yang baik dibutuhkan untuk mengembangkan kapasitas mental pada taraf-taraf yang di harapkan.
3)       Dalam bidang kesehatan mental dan emosi serta kepribadian
-          Sumbangan-sumbangan hereditas : walaupun bidang ini lingkungan hidup sangat berpengaruh, namun manusia di lahirkan dengan struktur jasmaniah seperti system saraf. Kelenjar-kelenjar dan organ-organ yang semua itu menentukan stabilitas emosi serta membedakan kapasitas mental dan manusia lebih banyak di pengaruhi oleh hereditas
-          Sumbangan lingkunan : apabila anak-anak yang berasal dari lingkungan rumah sehat dengan suasana keluarga penuh kasih sayang dan penuh dorongan bagi mereka. Maka besar kemungkinannya bahwa anak-anak itu akan memiliki kesehatan mental dan emosi yang baik
4)       Dalam hal sikap-sikap, keyakinan, dan nilai-nilai
-          Sumbngan hereditas: posisi dan pandangan hidup banyak tergantung kepada kapasitas-kapasitas pribadi yang dalam batas tertentu diwariskan.
-          Sumbangan lingkungan: sikap-sikap, keyakinan dan nilai-nilai itu kebanyakan berkembang dari kultur dimana seorang di lahirkan, yang kemudian sangat di pengaruhi oleh ego, pribadi, dan belajar.           [4]
  1. D.    Perbedaan pandangan antara aliran-aliran empirisme, nativisme dan konvergensi. Tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Mengenai masalah manusia tetang pentingnya pertumbuhan dan perkembangan individu, telah lama diperdebatkan oleh ahli- ahli biologi dan psikologi maupun ahli- ahli yang lainnya yang  tiada habisnya. Hereditas atau ligkungankah yang mendominasi dalam perkembangan dan pertumbuhan manusia.[5] Dibawah ini adalah aliran – aliran yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia antara lain adalah:
  1. Aliran Nativisme
Istilah Nativisme dari asal kata natives yang artinya terlahir. Nativisme adalah sebuah doktrin filosofis yang berpangaruh besar terhadap pemikiran psikologis.  Apapun yang terjadi pada individu dalam pertumbuhannya seluruhnya tergantung pada pengaruh pembawaan. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah di tentukan oleh faktor-faktor yang di bawa manusia sejak lahir,pembawaan yang telah terdapat pada waktu lahir itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Menurut aliran nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan. Pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk perkembangan anak itu sendiri. Seorang filosof dari jerman yang bernama Schoppenhour, mengemukahkan bahwa lingkungan hidup dan pendidikan tidak berpengaruh.
  1. Aliran Empirisme
John lock seorang filosof dari inggris dan psikolog yang hidup sekitar abad 18 berpendapat bahwah  lingkungan hidup adalah satu- satunya factor yang menentukan perkembangan hidup individu, sedagkan pembawaan tidak ada arti. Doktrin aliran empirisme yang sangat mashur adalah tabula rasa, sebuah istilah bahasa latin yang berarti buku tulis yang kosong atau lembaran kosong. Doktrin tabula rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya. Sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir di anggap tidak ada pengaruhnya. Dalam hal ini para penganut empirisme menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong dan tak punya kemapuan apa-apa.
Aliran empirisme berlawanan dengan aliran nativisme. Karena dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali di tentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang di terimanya sejak kecil. Manusia-manusia dapat di didik menjadi apa saja(kearah yang baik maupun kearah yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidikannya.
Kedua teori ini sangat berat sebelah. Ahli aliran keduanya lupa bahwa dalam kenyataanya suatu hereditas dan lingkungan tak dapat dipisah- pisah dalam proses perkembangannya. Tidak ada orang hidup semata- mata terpengaruh oleh hereditas dan lingkungan hidup saja. Tetapi jiwa manusia tidak mungkin berkembang bila tidak  ada kemampuan berkembang. Walaupun potensi itu ada, tetapi bila situasi dan kondisi tak member kemungkinan berkembang, maka potensi berkembang itu tidak aka nada kenyataannya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwah manusia hidup, tumbuh, dan berkembang karena pengaruh hereditas dan lingkungan.[6] Oleh karenanya timbullah aliran ketiga yaitu :
  1. Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi merupakan gabungan dari aliran nativisme dan empirisme, aliran ini menggabungkan pentingnya hereditas dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia, tidak hanya berpegang pada pembawaan, tetapi juga kepada faktor yang sama pentingnya yang mempunyai andil lebih besar dalam menentukan masa depan seseorang. Aliran konvergensi mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkemangan manusia itu adalah tergantung pada dua faktor, yaitu: faktor bakat/pembawaan dan faktor lingkungan, pengalaman/pendidikan. Inilah yang di sebut teori konvergensi. (convergentie = penyatuan hasil, kerjasama mencapai satu hasil. Konvergeren = menuju atau berkumpul pada satu titik pertemuan).
Dari ketiga teori tersebut jelaslah bahwa semua yang berkembang dalam diri suatu individu di tentukan oleh pembawaan dan juga oleh lingkungannya. Seorang anak dapat berkata-kata juga di pengaruhi oleh dua faktor, pembawaan dan lingkungan. Jika salah satu dari kedua faktor itu tidak ada, tidaklah mungkin kepandaian berkata-kata dapat berkembang.
  1. E.      Perbandingkan antara tiga aliran tersebut dengan pandangan Islam
Jadi jelas bahwah hereditas dan lingkungan bukanlah dua hal yang saling bertentangan, tetapi merupakan dua unsure yang saling melengkapi bagi perkembangan individu dan keduanya sama- sama pentingnya. Walaupun setiyap sifat dan ciri pada manusia dipengaruhi oleh lingkungan dan hereditas atau pembawaan pengaruh tak selalu sama.
Dalam hadits nabi mengatakan bahwa :
“semua anak dilahirkan atas kesucian/kebersihan (dari segala dosa/noda) dan pembawaan beragama tauhid,sehingga ia jelas bicaranya.maka kedua orang tuanyalah yang menyebabkan anaknya menjadi yahudi atau nasrani atau majusi,”(HR.Abu ya’lah,altab rani,dan al baihaqi dari aswad bin sari’).
Hadits diatas menerangkan bahwa anak dilahirkan dalam keadaan suci atau belum mengetahui apa-apa kecuali bekal potensi dan hereditas yang dibawanya.sedangkan perkembangan selanjutnya itu akan dipengaruhi oleh factor lingkungan atau pendidikan dan orang tua disini sebagai pendidik mempunyai peran atau andil yang sangat pentinng untuk mengarahkan anak kejalan yang mereka kehendaki.
Dari pemaparan di atas dapat di simpulkan bahwa aliran yang sampai sekarang masih di anut oleh masyarakat adalah aliran konvergensi, karena merupakan aliran yang menggabungkan antara aliran nativisme dan empirisme dan juga merupakan aliran yang sempurna. Sedangkan masyarakat Indonesia mayoritas juga menganut aliran konvergensi .Menurut pandangan islam pendidikan sangat amat penting berdasarkan dalil-dalil yang telah di sebutkan di atas tadi. 
             
           kunjungi juga postingan tentang Ilmu Sebagai Produk, Analisis Tes Psikologi, Hereditas dan Lingkungan, Karakteristik Perkembangan Fisik Biologis, juga Karakteristik Perkembangan Fisik Biologis dalam kehidupan nyata

[1] Drs.WastySoemanto,M.Pd.,PsikologiPendidikan.,PTRinekaCipta,Jakarta1998,hal82
[2] M.Dalyono,psikologipendidikan.,PT.rinekacipta,jakarta1997,hal143
[3] M.Dalyono,psikologipendidikan.,PT.rinekacipta,jakarta1997,hal143
[4] Drs.WastySoemanto,M.Pd.,PsikologiPendidikan.,PTRinekaCipta,Jakarta1998
[5] Drs.Mustaqim,PsikologiPendidikan.,PTMeltonPutra.,jakarta2003,hal10
[6] Ibid 11

No comments:

Post a Comment

tinggalkan komentar ^^

Kepemilikan /Kata Ganti ضمير

 Dhomir Kepunyaan ( Dhomir Munfasil )   جَمْعٌ ‏مُثَنَّى ‏ مُفْرَدٌ ضمير هُمْ هُم...