Judul
buku : Analisis Tes Psikologi
Pengarang : Drs. Dewa Ketut Sukardi
Penerbit : Rineka Cipta
RESUME
A.
Kedudukan
Tes Psikologi Dalam Program Layanan Bimbingan Karir
Untuk mengetahui
secara sepintas bagaimana kedudukan Tes Psikologis dalam program bimbingan
karir di sekolah kiranya perlu ditinjau tentang pengertian dan tujuan dari
bimbingan karir itu. Dalam bimbingan karir disekolah diharapkan para siswa akan
memeroleh bantuan dalam : pemahaman yang lebih tepat tentang keadaan dan
kemampuan dirinya, kesadaran terhadap nilai-nilai yang ada pada dirinya dan
masyarakat dan lain-lain.
Secara umum
tujuan bimbingan karir di sekolah adalah membantu para siswanya agar memperoleh
pemahaman diri dan pengarahan diri dalam proses mempersiapkan diri untuk
bekerja dan berguna dalam masyarakat. Untuk
mencapai tujuan yang termaktub dalam prinsip-prinsip pokok pengertian
karir dan tujuan bimbingan karir tersebut agar dapat memahami dirinya sendiri
(pemahaman diri) terutama menyangkut mengenai kemampuan, potensi, bakat, minat,
kepribadian singkat dan sebagainya maka kepada para siswa perlu diberikan
layanan tesing atau pelaksanaan tes psikologis.
Seperti yang
kita ketahui tidak semua orang mampu untuk mengenal dan memahami gambaran
tentang dirinya atau dengan demikian
mengenal berbagai aspek dalam dirinya. Maka dari itu dalam pelaksanaan
bimbingan karir di sekolah terutama sekali dalam aspek pemahaman diri,
pelaksanaan tes psikologis memberikan sumbangan (konstribusi) yang sangat
berharga dalam membantu siswa mengenal kemampuan, potensi, bakat, minat,
kepribadian, dan prestasinya.
B.
Pengukuran
Inteligensi Umum
E.Seguin
(1812-1880) disebut juga sebagai pionir dalam bidang tes intelegensi yang mengembangkan sebuah papan yang
berbentuk sederhana, untuk menegakkan diagnosis keterbelakangan mental.
E.Seguin dapat digolongkan kepada salah seeorang yang mengkhususkan diri pada
pendidikan anak keterbelakangan. Dan disebut juga sebagai Bapak dari Tes
Perfomansi.
Dalam
menggambarkan secara sepintas tentang intelegensi sebagai sebagai suatu
kemampuan dasar yang bersifat umum telah berkembang berbagai teori inteligensi
diantaranya:
1)
Teori Daya
2)
Teori Dwi factor
(two-factor theory)
3)
Teori multi
factor (multiple factor theory)
4)
Teori struktur
intelek (structure-of-intellect model)
5)
Teori Primary
Mental Ability dan
6)
Teori hirarkis
(hierarchical theories)
Berdasarkan penataannya terdapat
beberapa jenis tes intelegensi, yaitu:
1.
tes intelegensi
Individual
2.
Tes intelegensi kelompok
3.
Tes Intelegensi
dengan tindakan perbuatan
A.
Tes
The California Test of Mental Maturity
Salah satu tes
intelegensi yang pertama kali dibahas dalam buku ini adalah The California Test
of Mental Maturity (CTMM) atau tes kematangan mental model California. The
California Test of Mental Maturity telah di konstruksikan dengan teliti dan
dibakukan dengan mengadakan pengukuran secara luas terhadap berfungsinya
kapasitas yang didasarkan pada belajar, pemecahan masalah, dan tanggapan
terhadap situasi yang baru. Dua belas satuan (unit) administrative mengungkap
bermacam-macam aspek kemampuan mental, mengkontribusikan terhadap suatu
ringkasan pola dan memperoleh skor usia mental, IQ, skor standar, stanine, dan
peringkat persentil yang diinterprestasikan kedalam suatu kerangka kerja di
dalam dan di luar perbedaan individual.
Untuk memberikan
gambaran dari pelaksanaan pengukuran CTMM long form, level 4 dalam rangka
pelaksanaan layanan testing di sekolah dibawah ini akan diungkapkan langkah
analisis CTMM ini sebagai berikut:
1.
Langkah pertama:
Menskor
2.
Langkah kedua :
membuat skor mentah
3.
Langkah ketiga :
mengkonversikan skor mentah ke IQ (Intelligence Quotient) dan MA (mental
age=usia mental).
4.
Langkah keempat
: membuat tabel IQ (Intelligence Quotient) dan MA (mental age=usia mental).
5.
Langkah kelima :
mengkonversikan skor mentah kedalam peringkat persentil, skor standar, dan
stanine.
6.
Langkah keenam
: membuat table peringkat persentil,
stanine, skor standar hasil pengukuran CTMM.
7.
Langkah ketujuh
: memperoleh actual Grade Placement (AGP) dan Grade Chronological Age (GCA)
8.
Langkah
kedelapan : menentukan Indeks Status Intelektual (Intelectual Status Index)
9.
Langkah
kesembilan : Membuat profil individual.
10. Langkah
kesepuluh : Meramalkan prestasi belajar rata-rata yang mungkin diapai siswa.
11. Langkah
kesebelas : Membuat kesimpulan.
12. Langkah
keduabelas : memberikan rekomendasi
B.
Tes
Kemampuan Mental Otis-Lenon
Perlu dipahami
bahwa Tes Kemampuan Mental Otis-Lenon ini bukanlah mengungkap tentang kapasitas
mental siswa yang dibawa sejak lahir, tetapi tes kemampuan mental ini mengungkap
secara luas tentang kemampuan menalar siswa. Dalam menganalisis skor Tes
Kemampuan Mental Otis-Lenon ini digunakan suatu norma-norma tertentu atau
patokan-patokan tertentu.
C.
Pengukuran
Bakat Untuk Tujuan Bimbingan
Dengan
menggunakan instrument tes psikologis seperti tes bakat, tes kemampuan umum,
tes/inventori minat dan kepribadian dalam pelaksanaan layanan bimbingan karir
di sekolah, maka hasil pengukurannya akan lebih tepat, sebab setiap instrument
tes yang baku telah memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, valid, baku,
dan objectif. Bakat sebagai suatu kondisi pada diri individu yang dengan suatu
latihan khusus memungkinkan mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan
keterampilan khusus. Kemampuan bawaan (keturunan) ini agar dapat berkembang
secara optimal perlu adanya pengembangan dan latihan tertentu dan juga banyak
di pengaruhi oleh factor keluarga dan lingkungan dan nilai-nilai.
Salah satu
instrument tes bakat yang umum digunakan dan akan dibahas dalam buku ini adalah
Tes bakat pembedaan (Differential Aptitude Test) yang disingkat DAT, yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan
konseling/ karir di sekolah-sekolah.
Yang termasuk
dalam baterai (Differential Aptitude Test) yang disingkat DAT adalah sebagai
berikut:
1.
Penalaran Verbal
2.
Kemampuan Angka
3.
Penalaran
Abstrak
4.
Kecepatan dan
Ketelitian Klerikal
5.
Penalaran
Mekanikal
6.
Relasi Ruang
7.
Pemakaian Bahasa
: Mengeja
8.
Pemakaian Bahasa
: Tata Bahasa
Hasil pengukuran bakat ini bukanlah secara tepat
memberikan suatu keutusan yang pasti dalam memecahkan masalah – masalah yang
dihadapi siswa dalam studi dan karir, tetapi skor – skor bakat ini hanyalah
merupakan suatu informasi pelengkap yang dapat dipercaya guna membantu para
siswa untuk menjawab pertanyaan dalam lapangan pendidikan dan karir. Jadi tes
ini bukanlah predictor yang sempurna sebab ini bukanlah memberikan jaminan
mutlak kepada para siswa yang memiliki skor yang tinggi akan berhasil, karena
masih banyak factor – factor lain yang berpengaruh dan menentukan misalnya
terlalu santai belajar, bermalas – malas, serta factor – factor lain yang tidak
dapat dijangkau oleh tes ini.
D.
Etika Penggunaan Tes Psikologis Dalam Layanan
Bimbingan dan Konseling/Karir
Di sebabkan
karena banyaknya factor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil-hasil pengukuran
psikologis, dan juga karena tes psikologis merupakan suatu instrument yang
benar-benar sempurna, maka tepatlah kiranya apabila individu yang mempergunakan
tes psikologis itu harus bertanggung jawab dan secara etis melindungi kliennya.
Kita akan dapat
dengan tepat menganalisis hasil-hasil tes prestasi belajar siswa. Kita tahu
bagaimana caranya menggambarkan hasil-hasilnya dan memiliki beberapa cara untuk
menginterprestasikan skor masing-masing siswa dalam kelasnya. Jika kita ingin
mengatakan secara jujur pada para siswa kita, kita haruslah mengakui bahwa
hasil-hasilnya akan bermanfaat sepanjang tes itu sendiri adalah benar-benar
merupakan suatu tes yang baik.
Secara ringkas,
suatu tes yang baik memiliki kualitas pokok sebagai berikut:
1.
Baku : yang
berarti bahwa pelaksanaan dan penskoran adalah sama pada setiap saat
digunakan. Ini juga berarti bahwa ada norma-norma yang tersedia untuk menginterprestasikan
skor.
2.
Objektif : yang
berarti bahwa penskorannya adalah bebas dari kesubjektifan opini pemberi skor.
3.
Reliable : yang
berarti bahwa ini memberikan hasil-hasil yang sama pada percobaan yang
dilakukan secara berulang-ulang.
4.
Valid : yang
berarti bahwa ini mengukur apa yang diharapkan untuk diukur.
sekian sedikit info untuk Reader.,, kunjungi juga Ilmu Sebagai Produk, Hereditas dan Lingkungan, Karakteristik Perkembangan Fisik Biologis, juga Karakteristik Perkembangan Fisik Biologis dalam kehidupan nyata
No comments:
Post a Comment
tinggalkan komentar ^^