WELCOME TO Hiel'S BLOGGER

Tuesday, December 25, 2012

ANALISIS TES PSIKOLOGI




Judul buku      : Analisis Tes Psikologi
Pengarang       : Drs. Dewa Ketut Sukardi
Penerbit           : Rineka Cipta


RESUME

A.      Kedudukan Tes Psikologi Dalam Program Layanan Bimbingan Karir
Untuk mengetahui secara sepintas bagaimana kedudukan Tes Psikologis dalam program bimbingan karir di sekolah kiranya perlu ditinjau tentang pengertian dan tujuan dari bimbingan karir itu. Dalam bimbingan karir disekolah diharapkan para siswa akan memeroleh bantuan dalam : pemahaman yang lebih tepat tentang keadaan dan kemampuan dirinya, kesadaran terhadap nilai-nilai yang ada pada dirinya dan masyarakat dan lain-lain.
Secara umum tujuan bimbingan karir di sekolah adalah membantu para siswanya agar memperoleh pemahaman diri dan pengarahan diri dalam proses mempersiapkan diri untuk bekerja dan berguna dalam masyarakat. Untuk  mencapai tujuan yang termaktub dalam prinsip-prinsip pokok pengertian karir dan tujuan bimbingan karir tersebut agar dapat memahami dirinya sendiri (pemahaman diri) terutama menyangkut mengenai kemampuan, potensi, bakat, minat, kepribadian singkat dan sebagainya maka kepada para siswa perlu diberikan layanan tesing atau pelaksanaan tes psikologis.
Seperti yang kita ketahui tidak semua orang mampu untuk mengenal dan memahami gambaran tentang dirinya atau  dengan demikian mengenal berbagai aspek dalam dirinya. Maka dari itu dalam pelaksanaan bimbingan karir di sekolah terutama sekali dalam aspek pemahaman diri, pelaksanaan tes psikologis memberikan sumbangan (konstribusi) yang sangat berharga dalam membantu siswa mengenal kemampuan, potensi, bakat, minat, kepribadian, dan prestasinya.  

B.       Pengukuran Inteligensi Umum
E.Seguin (1812-1880) disebut juga sebagai pionir dalam bidang tes intelegensi  yang mengembangkan sebuah papan yang berbentuk sederhana, untuk menegakkan diagnosis keterbelakangan mental. E.Seguin dapat digolongkan kepada salah seeorang yang mengkhususkan diri pada pendidikan anak keterbelakangan. Dan disebut juga sebagai Bapak dari Tes Perfomansi.
Dalam menggambarkan secara sepintas tentang intelegensi sebagai sebagai suatu kemampuan dasar yang bersifat umum telah berkembang berbagai teori inteligensi diantaranya:
1)        Teori Daya
2)        Teori Dwi factor (two-factor theory)
3)        Teori multi factor (multiple factor theory)
4)        Teori struktur intelek (structure-of-intellect model)
5)        Teori Primary Mental Ability dan
6)        Teori hirarkis (hierarchical theories)
Berdasarkan penataannya terdapat beberapa jenis tes intelegensi, yaitu:
1.         tes intelegensi Individual
2.         Tes intelegensi kelompok
3.         Tes Intelegensi dengan tindakan perbuatan

A.        Tes The California Test of Mental Maturity
Salah satu tes intelegensi yang pertama kali dibahas dalam buku ini adalah The California Test of Mental Maturity (CTMM) atau tes kematangan mental model California. The California Test of Mental Maturity telah di konstruksikan dengan teliti dan dibakukan dengan mengadakan pengukuran secara luas terhadap berfungsinya kapasitas yang didasarkan pada belajar, pemecahan masalah, dan tanggapan terhadap situasi yang baru. Dua belas satuan (unit) administrative mengungkap bermacam-macam aspek kemampuan mental, mengkontribusikan terhadap suatu ringkasan pola dan memperoleh skor usia mental, IQ, skor standar, stanine, dan peringkat persentil yang diinterprestasikan kedalam suatu kerangka kerja di dalam dan di luar perbedaan individual.
Untuk memberikan gambaran dari pelaksanaan pengukuran CTMM long form, level 4 dalam rangka pelaksanaan layanan testing di sekolah dibawah ini akan diungkapkan langkah analisis CTMM ini sebagai berikut:
1.        Langkah pertama: Menskor
2.        Langkah kedua : membuat skor mentah
3.        Langkah ketiga : mengkonversikan skor mentah ke IQ (Intelligence Quotient) dan MA (mental age=usia mental).
4.        Langkah keempat : membuat tabel IQ (Intelligence Quotient) dan MA (mental age=usia mental).
5.        Langkah kelima : mengkonversikan skor mentah kedalam peringkat persentil, skor standar, dan stanine.
6.        Langkah keenam :  membuat table peringkat persentil, stanine, skor standar hasil pengukuran CTMM.
7.        Langkah ketujuh : memperoleh actual Grade Placement (AGP) dan Grade Chronological Age (GCA)
8.        Langkah kedelapan : menentukan Indeks Status Intelektual (Intelectual Status Index)
9.        Langkah kesembilan : Membuat profil individual.
10.    Langkah kesepuluh : Meramalkan prestasi belajar rata-rata yang mungkin diapai siswa.
11.    Langkah kesebelas : Membuat kesimpulan.
12.    Langkah keduabelas : memberikan rekomendasi

B.         Tes Kemampuan Mental Otis-Lenon
Perlu dipahami bahwa Tes Kemampuan Mental Otis-Lenon ini bukanlah mengungkap tentang kapasitas mental siswa yang dibawa sejak lahir, tetapi tes kemampuan mental ini mengungkap secara luas tentang kemampuan menalar siswa. Dalam menganalisis skor Tes Kemampuan Mental Otis-Lenon ini digunakan suatu norma-norma tertentu atau patokan-patokan tertentu.
C.      Pengukuran Bakat Untuk Tujuan Bimbingan
Dengan menggunakan instrument tes psikologis seperti tes bakat, tes kemampuan umum, tes/inventori minat dan kepribadian dalam pelaksanaan layanan bimbingan karir di sekolah, maka hasil pengukurannya akan lebih tepat, sebab setiap instrument tes yang baku telah memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, valid, baku, dan objectif. Bakat sebagai suatu kondisi pada diri individu yang dengan suatu latihan khusus memungkinkan mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Kemampuan bawaan (keturunan) ini agar dapat berkembang secara optimal perlu adanya pengembangan dan latihan tertentu dan juga banyak di pengaruhi oleh factor keluarga dan lingkungan dan nilai-nilai.
Salah satu instrument tes bakat yang umum digunakan dan akan dibahas dalam buku ini adalah Tes bakat pembedaan (Differential Aptitude Test) yang disingkat DAT, yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling/ karir di sekolah-sekolah.
Yang termasuk dalam baterai (Differential Aptitude Test) yang disingkat DAT adalah sebagai berikut:
1.        Penalaran Verbal
2.        Kemampuan Angka
3.        Penalaran Abstrak
4.        Kecepatan dan Ketelitian Klerikal
5.        Penalaran Mekanikal
6.        Relasi Ruang
7.        Pemakaian Bahasa : Mengeja
8.        Pemakaian Bahasa : Tata Bahasa
Hasil pengukuran bakat ini bukanlah secara tepat memberikan suatu keutusan yang pasti dalam memecahkan masalah – masalah yang dihadapi siswa dalam studi dan karir, tetapi skor – skor bakat ini hanyalah merupakan suatu informasi pelengkap yang dapat dipercaya guna membantu para siswa untuk menjawab pertanyaan dalam lapangan pendidikan dan karir. Jadi tes ini bukanlah predictor yang sempurna sebab ini bukanlah memberikan jaminan mutlak kepada para siswa yang memiliki skor yang tinggi akan berhasil, karena masih banyak factor – factor lain yang berpengaruh dan menentukan misalnya terlalu santai belajar, bermalas – malas, serta factor – factor lain yang tidak dapat dijangkau oleh tes ini.

D.       Etika Penggunaan Tes Psikologis Dalam Layanan Bimbingan dan Konseling/Karir
Di sebabkan karena banyaknya factor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil-hasil pengukuran psikologis, dan juga karena tes psikologis merupakan suatu instrument yang benar-benar sempurna, maka tepatlah kiranya apabila individu yang mempergunakan tes psikologis itu harus bertanggung jawab dan secara etis melindungi kliennya.
Kita akan dapat dengan tepat menganalisis hasil-hasil tes prestasi belajar siswa. Kita tahu bagaimana caranya menggambarkan hasil-hasilnya dan memiliki beberapa cara untuk menginterprestasikan skor masing-masing siswa dalam kelasnya. Jika kita ingin mengatakan secara jujur pada para siswa kita, kita haruslah mengakui bahwa hasil-hasilnya akan bermanfaat sepanjang tes itu sendiri adalah benar-benar merupakan suatu tes yang baik.
Secara ringkas, suatu tes yang baik memiliki kualitas pokok sebagai berikut:
1.         Baku          :    yang berarti bahwa pelaksanaan dan penskoran adalah sama pada    setiap       saat digunakan. Ini juga berarti bahwa ada norma-norma yang tersedia untuk menginterprestasikan skor.
2.         Objektif     :    yang berarti bahwa penskorannya adalah bebas dari kesubjektifan opini pemberi skor.
3.         Reliable      :    yang berarti bahwa ini memberikan hasil-hasil yang sama pada percobaan yang dilakukan secara berulang-ulang.
4.         Valid          :    yang berarti bahwa ini mengukur apa yang diharapkan untuk diukur.

                                        sekian sedikit info untuk Reader.,, kunjungi juga Ilmu Sebagai Produk, Hereditas dan Lingkungan, Karakteristik Perkembangan Fisik Biologis, juga Karakteristik Perkembangan Fisik Biologis dalam kehidupan nyata

No comments:

Post a Comment

tinggalkan komentar ^^

Kepemilikan /Kata Ganti ضمير

 Dhomir Kepunyaan ( Dhomir Munfasil )   جَمْعٌ ‏مُثَنَّى ‏ مُفْرَدٌ ضمير هُمْ هُم...