KARAKTERISTIK MEDIA AUDIO
A.
Pengertian
Media audio ( media dengar ) adalah media yang isi
pesannya hanya di terima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media
jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsure bunyi atau
suara semata. Media audio berkaiatan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan
disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam
kata-kata/ bahasa lisan) maupun nonverbal. [1] Media ini membantu para
siswa agar dapat berfikir dengan baik, menumbuhkan daya ingat serta mempertajam
pendengaran.
Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi yang
bersifat auditif sangat mendominasi kehidupan manusia. Demikian pula dalam
kehidupan pengajaran, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi,
penggunaan komunikasi audio banyak di pergunakan daripada kegiatan komunikasi lainnya. Hasil penelitian
menunjukkan keadaan tersebut.
B. Karakteristik Media Audio
Karakteristik media audio yang umumnya
berhubungan dengan segala kegiatan melatih keterampilan yang berhubungan dengan
aspek-aspek keterampilan mendengarkan.
Karakteristik
media audio pembelajaran yang menjadi focus pembahasan kita kali ini adalah
karakteristik berdasarkan kemampuan media dalam membangkitkan rangsangan indera
penfengaran.
Ciri
utama dari media ini adalah pesan yang disalurkan melalui media audio
dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (bahasa lisan/kata-kata)
maupun non verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik
dll.).
Media audio mempunyai sifat yang khas, yaitu:
·
Hanya mengandalkan suara (indera pendengaran)
·
Personal
·
Cenderung satu arah
·
Mampu menggugah imaginasi
Kaitannya
dengan audio sebagai media pembelajaran , dapat disimpulkan bahwa Media Audio
Pembelajaran yaitu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara - suara ataupun bunyi yang
direkam menggunakan alat perekam suara , kemudian diperdengarkan kembali kepada
peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.
C.
Kelebihan dan Kekurangan Media Audio
Akan tetapi dari segi sifatnya yang
auditif, media ini terdapat kelemahan yang harus di atasi dengan cara
pemanfaatan media atau saluran lainnya. Kekurangan ini di dasarkan atas
ciri-ciri dan karakteristik media audio sendiri.
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan
dari media audio :
No
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
1.
|
Tersedia dimana-mana dan mudah digunakan
|
Rawan pelanggaran hak cipta
|
2.
|
Murah
|
Bagi siswa yang kurang memahami dalam mendengar bisa jadi
menimbulkan kegaduhan
|
3.
|
Bisa diproduksi sendiri
|
Kesulitan dalam penentuan kecepatan suara
|
4.
|
Menyediakanpesan lisan untuk meningkatkan
pembelajaran
|
Piranti digital dan analog berbeda sehingga harus
mempunyai alat untuk masing-masing, tidak bisa digunakan bersama.
|
5.
|
Menyediakan informasi terbaru
|
Kesulitan dalam penempatan segmen
|
|
Menyediakan akses gratis bagi berkas-berkas audio
|
Berpotensi terjadi penghapusan data secara tidak sengaja.
|
6.
|
Cocok untuk mengajarkan bahasa asing
|
Memerlukan suatu pemusatan pengertian pada suatu
pengalaman yang tetap dan tertentu, sehingga pengertannya harus di dapat
dengan cara belajar yang khusus
|
7.
|
Merangsang murid belajar lebih rajin
|
Media audio
yang menampilkan symbol digit dan analog adalah abstrak, sehingga pada
hal-hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
|
8.
|
Bisa diulang-ulang
|
|
9.
|
Portable
|
|
10.
|
Mudah disiapkan
|
|
11.
|
Mudah dipindah-pindahkan tempatnya
|
|
12.
|
Awet
|
|
Ada beberapa jenis media yang dapat kita kelompokkan
kedalam media audio, antara lain radio, pita perekam magnetic/ kaset, piringan
hitam, dan laboratorium bahasa.[2]
D. Kegiatan
Perekaman
Kegiatan perekaman dapat dijadikan alat untuk
pengalaman belajar, dan hasil kegiatannya dijadikan sebagai alat evaluasi.
Jenis-jenis kegiatan ini bisa dipilih dari beberapa kegiatan berikut ini.
1) Perekaman sendiri, sehingga siswa bisa mendengarkan kembali
suaranya sendiri. Dengan kegiatan ini, siswa akan :
-
Dapat menilai kembali dan
melatihnya berkali-kali terhadap beberapa kesukaran yang dihadapi.
-
Bisa melaksanakan segala
kegiatan yang ditugaskan serta mengobservasi kembali seluruh pekerjaanya.
2) Kegiatan perekaman yang berulang-ulang pada kegiatan peniruan,
akan menjamin konsistensi dalam latihan pengucapan, atau pemberian suatu
pengarahan.
3) Latihan menyusun dan menyatukan beberapa materi yang dipilih dan
bahkan dengan cara menambahkan materi yang disusun sendiri, sehingga akan
merupakan suatu konsep pemikiran baru. Kegiatan seperti ini lazimnya disebut
dengan editing (penyusunan). Tentunya keterampilan menyusun urutan rekaman dalam
kegiatan seperti ini merupakan unsure pokok.
4) Rekaman bisa digunakan untuk melatih penampilan dalam berbicara
atau pidato. Orang yang berlatih akan bisa mengevaluasikannya sendiri dan akan
melakukan koreksi-koreksi sendiri untuk direkam pada kegiatan perekaman
selanjutnya. Dalam kegiatan seperti ini banyak factor yang bisa dilatihkan,
diantaranya :
-
Melatih perubahan suara
untuk perpindahan masalah atau dalam membuat suatu contoh
-
Melatih tekanan suara pada
bagian-bagian yang penting.
-
Melatih mengubah lagu kalimat
guna kepentingan apresiasi atau penjiwaan suatu perasaan.
5) Kegiatan merekam atau memindahkan bahan rekaman, tidak merupakan
kegiatan yang mudah bagi yang belum memiliki keterampilan ini. Oleh karenanya
kegiatan ini pun bisa menjadi satu bahan untuk latihan dalam hal perekaman dan
sebagai pengalaman belajar juga.[3]
Dari beberapa jenis kegiatan diatas, bisa dipadukan
satu dengan yang lainnya bilamana ingin mencapai beberapa keterampilan dari
pengalaman belajar dengan alat perekaman. Contoh-contoh kegiatan diatas tidak
mengandung maksud kegiatan satu tidak bisa dipadukan dengan kegiatan lainnya.
Uraian diatas sekedar untuk membuat pengelompokkan jenis kegiatan semata.
Teknik-teknik perekaman bagi pembuatan materi
pengajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum, dapat dipilih dari beberapa saran
dibawah ini :
1) Untuk pengajaran bahasa asing
2) Pidato
3) Music
4) Pendidikan seni
Sebagai contoh, kegiatan merekam segala
pembicaraan yang didapat dari satu kunjungan pameran atau peninjauan ke
sanggar-sanggar seni tentang karya-karya yang kreatif mudah dilakukan.
Perekaman ini bisa pula ditujukan terhadap kegiatan pemberian komentar atau
wawancara dari para seniman yang telah berpengalaman atau dengan seniman
pembuatnya. Dari seluruh hasil kegiatan perekaman ini bisa diputar kembali
untuk kepentingan diskusi atau pembuatan kritik seni. [4]
C. Format Audio
Audio memilik 2 format, yaitu digital dan analog.
a.
Format Audio Digital
Dalam hal ini audio digital, perekam digital suara dirubah
menjadi informasi biner, kode matematik yang sama menggunakan computer.
b.
Menyimpan Audio
Digital
Berkas digital disimpan pada perangkat
simpan digital seperti CD, hard drive computer, flash drive, atau perekam
digital yang dipegang.sedangkan berkas digital biasanya disimpan dengan format
MP3 atau WAV.[5]
1. Cakram padat
Teknologi cakaram padat (CD) telah menjadi
format standar dalam pendidikan. CD menyimpan music atau suara-suara lainnya
dalam bentuk bit-bit informasi digital.
2. MP3
MP3 (MPEG Audio Layer 3) merupakan format
kompresi audio yang menjadikan berkas audio yang menjadikan berkas audio yang
besar tersedia dengan mngecilkannya menjadi berkas-berkas lebih kecil yang bisa
dengan cepa dan mudah diperoleh di internet.
3. WAV
Berkas WAV merupakan versi digital dari
audio analog yang dibuat dengan menggunakan kartu suara computer dan piranti
lunak untuk mengubah dan menyimpannya dalam format digital. [6]
c.
Mengakses Audio
Digital
1. Streaming Audio
2. Poadcasting
3. Radio Internet
4. Pemutar Audio Digital Portabel
(IPod, walkman, discman.
d.
Membuat Audio
Digital
1. Antarmuka digital perangkat music
2. Menggunakan piranti lunak synthesizer
e.
Format Audio Analog
Audio analog biasnya dalam bentuk kaset
pita audio, masih merupakan sumber yang umum digunakan dalam ruang kelas saat
ini.
f.
Menyimpan Audio
Analog
Kaset pita digunakan untuk menyimpan
berkas audio analog. Kaset pita diidentifikasikan berdasar jumlah waktu rekaman
yang mereka miliki.
[1] Arif. S.
Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),
hal. 254
[2] Arif. S. Sadiman, Media
Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 50
[3] Arif. S. Sadiman, Media
Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 50
[4] Prof. Dr. H. Asnawir, media
pembelajaran ( Jakarta: ciputat
pers, 2002) hal 87
[6]
Setyosari, P dan Sihkubaden,Media Pembelajaran,(Elang Mas: 2005) hal 57
No comments:
Post a Comment
tinggalkan komentar ^^