MAKALAH MEDIA AUDIO
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah audio begitu sering terdengar ditelinga kita baik
itu dari orang yang mengetahui arti dari audio itu sendiri ataupun tidak.
Secara sepintas kita mengetahui istilah audio itu berkaitan dengan berbagai hal
terutama yang berhubungan dengan indra pendengaran. Istilah yang begitu dekat
dengan audio ialah visual dimana visual ini sering di artikan dengan adanya
gambaran yang terlihat sedangkan untuk audionya adalah pendengaran. Dalam
kehidupan sehari – hari komunikasi yang bersifat auditif (pita suara atau
piringan suara) sangat mendominasi kehidupan manusia. Dimulai dari bangun tidur
sampai mau tidur kembali.
Terlepas dari pengertian yang bermacam - macam mengenai
istilah audio, penyusun akan mencoba membahas mengenai media audio sebagai
media pengajaran, artinya semua yang berkaitan dengan media audio dalam
pendidikan dan pengajaran itu sebagai alat bantu guru dalam proses belajar mengajar
agar lebih mudah untuk mencapai tujuan pendidikan berupa ranah kognitif,
afektif dan psikomotor. Bahkan menurut penelitian dalam kegiatan pendidikan
penggunaan komunikasi audio ini banyak dipergunakan dibandingkan alat
komunikasi lainnya.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa yang
di maksud dengan media audio ?
2. Apa saja
contoh media audio ?
3. Apa saja
kelemahan dan kelebihan dari media audio ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Media audio ( media dengar ) adalah
media yang isi pesannya hanya di terima melalui indera pendengaran. Dengan kata
lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsure
bunyi atau suara semata. Media audio berkaiatan dengan indera pendengaran.
Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik
verbal (ke dalam kata-kata/ bahasa lisan) maupun nonverbal. [1]
Dalam kehidupan sehari-hari
komunikasi yang bersifat auditif sangat mendominasi kehidupan manusia. Demikian
pula dalam kehidupan pengajaran, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai
perguruan tinggi, penggunaan komunikasi audio banyak di pergunakan daripada kegiatan komunikasi lainnya. Hasil penelitian
menunjukkan keadaan tersebut.
Pemanfaatan media audio dalam
pengajaran terutama di gunakan dalam :
1.
Pengajaran music
literary ( pembacaan sajak ), dan kegiatan dokumentasi.
2.
Pengajaran bahasa asing.
3.
Pengajaran melalui radio
atau radio pendidikan.
4.
Paket-paket belajar untuk
berbagai jenis materi, yang memungkinkan siswa dapat melatih daya penafsirannya
dalam suatu bidang studi.
Pengertian
media audio untuk pengajaran, di maksudkan sebagai bahan yang mengandung pesan
dalam bentuk auditif ( pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar
mengajar.[2]
Pengembangan
media audio sama halnya dengan pengembangan media lainnya, yang secara garis
besar meliputi kegiatan-kegiatan perencanaan, produksi dan evaluasi. Perencanaan
meliputi kegiatan-kegiatan penentuan
tujuan, menganalisis keadaan sasaran, penentuan materi, format yang akan di
pergunakan dan penulisan skrip.
Produksi
adalah kegiatan perekaman bahan, sehingga seluruh program yang telah di
rencanakan dapat di rekam dalam pita suara atau piringan suara. Evaluasi
dimaksudkan sebagai kegiatan untuk menilai program, apakah program tersebut
bisa di pakai atau perlu di revisi ( di sempurnakan ) lagi.
Karakteristik
media audio yang umumnya berhubungan dengan segala kegiatan melatih
keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan.
Akan tetapi dari segi sifatnya yang auditif, media ini terdapat kelemahan yang
harus di atasi dengan cara pemanfaatan media atau saluran lainnya. Kekurangan
ini di dasarkan atas ciri-ciri dan karakteristik media audio sendiri.
Berikut
adalah kelebihan dan kekurangan dari media audio :
No
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
1.
|
Tersedia dimana-mana dan mudah
digunakan
|
Rawan pelanggaran hak cipta
|
2.
|
Murah
|
Bagi siswa yang kurang memahami dalam
mendengar bisa jadi menimbulkan kegaduhan
|
3.
|
Bisa diproduksi sendiri
|
Kesulitan dalam penentuan kecepatan suara
|
4.
|
Menyediakanpesan lisan untuk
meningkatkan pembelajaran
|
Piranti digital dan analog berbeda
sehingga harus mempunyai alat untuk masing-masing, tidak bisa digunakan
bersama.
|
5.
|
Menyediakan informasi terbaru
|
Kesulitan dalam penempatan segmen
|
Menyediakan akses gratis bagi
berkas-berkas audio
|
Berpotensi terjadi penghapusan data
secara tidak sengaja.
|
|
6.
|
Cocok untuk mengajarkan bahasa asing
|
Memerlukan suatu pemusatan pengertian
pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu, sehingga pengertannya harus di
dapat dengan cara belajar yang khusus
|
7.
|
Merangsang murid belajar lebih rajin
|
Media audio yang menampilkan symbol digit dan analog adalah abstrak,
sehingga pada hal-hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
|
8.
|
Bisa diulang-ulang
|
|
9.
|
Portable
|
|
10.
|
Mudah disiapkan
|
|
11.
|
Mudah dipindah-pindahkan tempatnya
|
|
12.
|
Awet
|
Ada beberapa jenis media yang dapat
kita kelompokkan kedalam media audio, antara lain radio, pita perekam magnetic/
kaset, piringan hitam, dan laboratorium bahasa.[3]
1. Radio
Radio
sebagai suatu media yang mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan
media yang lain, antara lain:
a. Harganya yang relative murah dengan variasi program yang lebih
banyak daripada TV.
b. Sifatnya yang mudah dipindahkan (mobile). Radio dapat
dipindah-pindahkan dari satu ruangan ke ruangan yang lain dengan mudah.
c. Jika digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio bisa
mengatasi problem jadwal. Maksudnya program yang ada direkam kembali kemudian
bisa diputar lagi sesuka hati.
d. Radio dapat mengembangkan daya imajinasi anak.
e. Dapat merangsang partisipasi aktif pendengar.
f. Radio dapat memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang
digunakan, pada bunyi atau artinya (terutama bagi program bahasa).
g. Suara menjadi media yang cocok untuk mengajarkan ilmu bahasa dan
music.
h. Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang lebih baik
daripada yang dikerjakan guru, antara lain:
1) Radio dapat menampilkan kedalam kelas guru-guru yang ahli dalam
bidang tertentu, sehingga dapat mengatasi masalah kekurangan guru.
2) Pelajarn lewat radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah
maupun metodis. Ini mengingatkan pada guru-guru kita yang jarang mempunyai
waktu dan sumber-sumber untuk mengadakan penelitian dan menambah ilmu.
3) Radio dapat menyajikan laporan-laporan seketika/langsung (on the
spot). Pelaynn radio yang sudah maju
mempunyai banyak sumber diperpustakaan arsipnya yang siap dipakai.
4) Siaran-siaran yang actual dapat memberikan suasana kesegaran
(immediciacy) pada sebagaian besar topic.
i.
Radio dapat mengerjakan
hal-hal tertentu yang tidak dapat dilakukan oleh guru. Dapat menyajikan
pengalaman-pengalaman dunia luar ke kelas. Misalnya kisah petualangan alam
didaerah lain yang bisa dituturkan ke dalam kelas secara langsung lewat radio.
j.
Radio dapat mengatasi
batasan ruang waktu, janhkauannya luas.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut,
sebagai media pendidikan radio mempunyai kelemahan-kelemahan pula, antara lain:
a.
Sifat kpmunikasinya hanya
satu arah (one way communication)
b.
Biasanya siarannya
disentralisasikan sehingga guru tak dapat mengontrolnya.
c.
Penjadwalan pelajaran dan
siaran sering menimbulkan masalah. Integrasi radio kedalam kegiatan belajar mengajar
dikelas seringkali menyulitkan.
2. Pita Perekam Magnetik/ Kaset
Alat
perekam pita magnetic (magnetic tape recording) atau lazimnya orang menyebut
tape recorder adalah suatu media pendidikan yang tak dapat diabaikan untuk
menyampaikan informasi, karena mudah mmenggunakannya. Ada dua macam rekaman
dalam alat perekam pita megnetik ini, yaitu system full track recording dan
double track recording. Ada beberapa kelebihan alat perekam sebagai media
pendidikan:
a. Mempunyai fungsi ganda yang efektif sekali sekali, untuk merekam, menampilkan rekaman dan
menghapusnya. Playback dapat segera dilakukan setelah rekaman selesai pada
mesin yang sama.
b. Pita perekam dapat diputar ulang-ulang tanpa mempengaruhi
volume.
c. Rekaman dapat dihapus secara otomatis dan pitanya bisa dipakai
lagi.
d. Pita rekaman dapat digunakan sesuai jadwal yang ada. Guru dapat
secara langsung mengontrolnya.
e. Program kaset dapat menyajikan kegiatan-kegiatan/ hal-hal diluar
sekolah. (Hasil wawancara atau rekaman kegiatan).
f. Program kaset bisa menimbulkan berbagai kegiatan (diskusi,
dramatisasi, dan lain-lain).
g. Program kaset memberikan efisiensi dalam pengajaran bahasa
(laboratorium bahsa).
Dibandingkan dengan program radio,
program kaset juga mempunyai kelemahan, yaitu:
a. Daya jangkauannya terbatas. Jika radio sekali disiarkan dapat
menyiarkan pendengar yang missal di tempat-tempat yang berbeda, program kaset
hanya terbatas ditempat program yang disajukan saja.
b. Dari segi biaya pengadaannya bila untuk sasaran yang banyak jauh
lebih mahal.
3.
Laboratorium Bahasa
Laboratorium bahasa adalah alat
untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan
menyajukan materi pelajaran yang telah disiapkan sebelumnya. Media yang dipakai
adalah alat perekam.
Dalam laboratorium bahasa murid duduk sendiri didalam kotak/bilik
akustik dan kotak suara. Siswa mendengarkan suara guru yang duduk diruang
control lewat headphone. Pada saat yang sama siswa menirukan ucapan guru dia
juga mendengarkan suaranya sendiri lewat headphonennya, sehingga dia bisa
membandingkan ucapannya dengan ucapan gurunya. Dengan demikian dia bisa segera
memperbaiki kesalahan-kesalaha yang dibuatnya.
B. Kegiatan Perekaman
Kegiatan perekaman dapat dijadikan
alat untuk pengalaman belajar, dan hasil kegiatannya dijadikan sebagai alat
evaluasi. Jenis-jenis kegiatan ini bisa dipilih dari beberapa kegiatan berikut
ini.
1)
Perekaman sendiri, sehingga
siswa bisa mendengarkan kembali suaranya sendiri. Dengan kegiatan ini, siswa
akan :
-
Dapat menilai kembali dan
melatihnya berkali-kali terhadap beberapa kesukaran yang dihadapi.
-
Bisa melaksanakan segala
kegiatan yang ditugaskan serta mengobservasi kembali seluruh pekerjaanya.
2)
Kegiatan perekaman yang
berulang-ulang pada kegiatan peniruan, akan menjamin konsistensi dalam latihan
pengucapan, atau pemberian suatu pengarahan.
3)
Latihan menyusun dan
menyatukan beberapa materi yang dipilih dan bahkan dengan cara menambahkan
materi yang disusun sendiri, sehingga akan merupakan suatu konsep pemikiran
baru. Kegiatan seperti ini lazimnya disebut dengan editing (penyusunan).
Tentunya keterampilan menyusun urutan rekaman dalam kegiatan seperti ini
merupakan unsure pokok.
4)
Rekaman bisa digunakan
untuk melatih penampilan dalam berbicara atau pidato. Orang yang berlatih akan
bisa mengevaluasikannya sendiri dan akan melakukan koreksi-koreksi sendiri
untuk direkam pada kegiatan perekaman selanjutnya. Dalam kegiatan seperti ini
banyak factor yang bisa dilatihkan, diantaranya :
-
Melatih perubahan suara
untuk perpindahan masalah atau dalam membuat suatu contoh
-
Melatih tekanan suara pada
bagian-bagian yang penting.
-
Melatih mengubah lagu
kalimat guna kepentingan apresiasi atau penjiwaan suatu perasaan.
5)
Kegiatan merekam atau
memindahkan bahan rekaman, tidak merupakan kegiatan yang mudah bagi yang belum
memiliki keterampilan ini. Oleh karenanya kegiatan ini pun bisa menjadi satu
bahan untuk latihan dalam hal perekaman dan sebagai pengalaman belajar juga.[4]
Dari beberapa jenis kegiatan diatas,
bisa dipadukan satu dengan yang lainnya bilamana ingin mencapai beberapa
keterampilan dari pengalaman belajar dengan alat perekaman. Contoh-contoh
kegiatan diatas tidak mengandung maksud kegiatan satu tidak bisa dipadukan
dengan kegiatan lainnya. Uraian diatas sekedar untuk membuat pengelompokkan
jenis kegiatan semata.
Teknik-teknik perekaman bagi
pembuatan materi pengajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum, dapat dipilih
dari beberapa saran dibawah ini :
1) Untuk pengajaran bahasa asing
Dalam
kegiatan ini dipergunakan peralatan laboratorium bahasa atau perekam suara
dirumah guna kepentingan belajar.
2) Pidato
Kegiatan
ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menilai sendiri dalam cara
mengutamakan pikiran, pengucapan, lagu kalimat, kecepatan berbicara, ekpresi
dalam berpidato. Siswa akan menyadari kelemahan dan kekuragannya yang perlu
dicobakan lagi berulang-ulang untuk perlu dikoreksi kembali.
3) Music
Seperti
dalam latihan pidato, kegiatan perekaman dalam latihan music dapat diarahkan
kepada tujuan pencapaian beberapa keterampilan yang diharapkan, dengan cara
mengevaluasi dan memperbaikinya sendiri.
4) Pendidikan seni
Sebagai
contoh, kegiatan merekam segala pembicaraan yang didapat dari satu kunjungan
pameran atau peninjauan ke sanggar-sanggar seni tentang karya-karya yang
kreatif mudah dilakukan. Perekaman ini bisa pula ditujukan terhadap kegiatan
pemberian komentar atau wawancara dari para seniman yang telah berpengalaman
atau dengan seniman pembuatnya. Dari seluruh hasil kegiatan perekaman ini bisa
diputar kembali untuk kepentingan diskusi atau pembuatan kritik seni. [5]
C.
Format Audio
Audio memilik 2 format, yaitu
digital dan analog.
a.
Format Audio Digital
Dalam
hal ini audio digital, perekam digital
suara dirubah menjadi informasi biner, kode matematik yang sama menggunakan
computer.
b.
Menyimpan Audio
Digital
Berkas
digital disimpan pada perangkat simpan digital seperti CD, hard drive computer,
flash drive, atau perekam digital yang dipegang.sedangkan berkas digital
biasanya disimpan dengan format MP3 atau WAV.[6]
1. Cakram padat
Teknologi
cakaram padat (CD) telah menjadi format standar dalam pendidikan. CD menyimpan
music atau suara-suara lainnya dalam bentuk bit-bit informasi digital. Cakram
berdiameter 4,72 inci (12 cm), dan dapat menyimpan informasi hingga 80 menit.
Para pengguna CD dapat dengan mudah menempatkan pilihan dicakram dan bisa
memprogram mereka untuk diputar dalam urutan yang diinginkan. Informasi bisa
secara selektif diakses oleh oemelajar atau deprogram oleh pengajar. Keuntungan
terbesar dari CD adalah tahan terhadap kerusakan. Noda bisa dibersihkan dan
goresan yang biasa tidak mempengaruhi pemutaran kembali.
2. MP3
MP3
(MPEG Audio Layer 3) merupakan format kompresi audio yang menjadikan berkas
audio yang menjadikan berkas audio yang besar tersedia dengan mngecilkannya
menjadi berkas-berkas lebih kecil yang bisa dengan cepa dan mudah diperoleh di
internet. MP3 merupakan cara bagi penikmat audio (audiophiles) untuk menikmati
lagu favorit dan mendapatkan informasi dari suara yang diperdengarkan. Sisi
jelek dari MP3 adalah masalah hak cipta yang
harus sangat diperhatikan. Tidak seluruh situs di internet mentediakan
salinan music legal.
3. WAV
Berkas
WAV merupakan versi digital dari audio analog yang dibuat dengan menggunakan
kartu suara computer dan piranti lunak untuk mengubah dan menyimpannya dalam
format digital. Berkas audio WAV biasanya disimpan dalam CD, drive portable
USB, atau drive jaringan untuk diputar kembali distasiunkerja computer atau ke
seisi kelas. Keuntungannya adalah suara yang mempunyai kualitas tinggi dan
penggunaan saluran berganda untuk suara. Kelemahan dari berkas WAV adalah
cenderung berkapasitas besar, sehingga sebagain besar berkasnya pendek
durasinya. [7]
c.
Mengakses Audio
Digital
1. Streaming Audio
2. Poadcasting
3. Radio Internet
4. Pemutar Audio Digital Portabel
(IPod, walkman, discman.
d.
Membuat Audio
Digital
1. Antarmuka digital perangkat music
2. Menggunakan piranti lunak synthesizer
e.
Format Audio Analog
Audio
analog biasnya dalam bentuk kaset pita audio, masih merupakan sumber yang umum
digunakan dalam ruang kelas saat ini.
f.
Menyimpan Audio
Analog
Kaset
pita digunakan untuk menyimpan berkas audio analog. Kaset pita
diidentifikasikan berdasar jumlah waktu rekaman yang mereka miliki. Sebagai
missal, kaset C-60 bisa merekam 60 menit
suara menggunakan kedua sisi (30 menit ditiap sisi), dan kaset C-90 bisa
merekam 90 menit (45 menit ditiap sisinya). Kelemahan pada kaset pita adalah
pada kaset yang berukuran panjang, misalnya C-120, seringkali terjadi kusut dan
macet ditengah sehingga mudah rusak. Respon frekuensi dan kulaitas keseluruhan
(fidelitas) dari alat pemutar kaset tidaklah sebagus alat pemutar cakram padat
(CD) karena speaker yang kecil disebagian besar alat pemutar kaset, akan tetapi
pemanfaatan dibidang pendidikan kualitasnya sudah lebih dari cukup.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media audio (
media dengar ) adalah media yang isi pesannya hanya di terima melalui indera
pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar
dan memanipulasi unsure bunyi atau suara semata. Media audio berkaiatan dengan
indera pendengaran.
Dalam kehidupan sehari-hari
komunikasi yang bersifat auditif sangat mendominasi kehidupan manusia. Demikian
pula dalam kehidupan pengajaran, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai
perguruan tinggi, penggunaan komunikasi audio banyak di pergunakan daripada kegiatan komunikasi lainnya. Hasil penelitian
menunjukkan keadaan tersebut.
Pemanfaatan media audio dalam
pengajaran terutama di gunakan dalam :
1. Pengajaran music literary (
pembacaan sajak ), dan kegiatan dokumentasi.
2. Pengajaran bahasa asing.
3. Pengajaran melalui radio atau radio
pendidikan.
4. Paket-paket belajar untuk berbagai jenis
materi, yang memungkinkan siswa dapat melatih daya penafsirannya dalam suatu
bidang studi.
Karakteristik
media audio yang umumnya berhubungan dengan segala kegiatan melatih
keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan.
Akan tetapi dari segi sifatnya yang auditif, media ini terdapat kelemahan yang
harus di atasi dengan cara pemanfaatan media atau saluran lainnya. Kekurangan
ini di dasarkan atas ciri-ciri dan karakteristik media audio sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Arif. S.
Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.
-
Arsyad, Azhar.. Media Pembelajaran, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2002.
-
Prof. Dr. H.
Asnawir, media pembelajaran, Jakarta, ciputat pers 2002.
-
Setyosari, P dan
Sihkubaden. Media Pembelajaran. Elang Mas. 2005.
[1] Arif. S.
Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),
hal. 254
[2] Prof. Dr.
H. Asnawir, media pembelajaran ( Jakarta: ciputat pers, 2002) hal 83
[3] Arif. S. Sadiman, Media
Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 50
[4] Arif. S. Sadiman, Media
Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 50
[5] Prof. Dr. H. Asnawir, media
pembelajaran ( Jakarta: ciputat
pers, 2002) hal 87
[7]
Setyosari, P dan Sihkubaden,Media Pembelajaran,(Elang Mas: 2005) hal 57
No comments:
Post a Comment
tinggalkan komentar ^^