WELCOME TO Hiel'S BLOGGER

Friday, January 3, 2014

MAKALAH MEDIA AUDIO


MAKALAH MEDIA AUDIO


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah audio begitu sering terdengar ditelinga kita baik itu dari orang yang mengetahui arti dari audio itu sendiri ataupun tidak. Secara sepintas kita mengetahui istilah audio itu berkaitan dengan berbagai hal terutama yang berhubungan dengan indra pendengaran. Istilah yang begitu dekat dengan audio ialah visual dimana visual ini sering di artikan dengan adanya gambaran yang terlihat sedangkan untuk audionya adalah pendengaran. Dalam kehidupan sehari – hari komunikasi yang bersifat auditif (pita suara atau piringan suara) sangat mendominasi kehidupan manusia. Dimulai dari bangun tidur sampai mau tidur kembali.
Terlepas dari pengertian yang bermacam - macam mengenai istilah audio, penyusun akan mencoba membahas mengenai media audio sebagai media pengajaran, artinya semua yang berkaitan dengan media audio dalam pendidikan dan pengajaran itu sebagai alat bantu guru dalam proses belajar mengajar agar lebih mudah untuk mencapai tujuan pendidikan berupa ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Bahkan menurut penelitian dalam kegiatan pendidikan penggunaan komunikasi audio ini banyak dipergunakan dibandingkan alat komunikasi lainnya.


B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud dengan media audio ?
2. Apa saja contoh media audio ?
3. Apa saja kelemahan dan kelebihan dari media audio ?







BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian
Media audio ( media dengar ) adalah media yang isi pesannya hanya di terima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsure bunyi atau suara semata. Media audio berkaiatan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/ bahasa lisan) maupun nonverbal. [1]
Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi yang bersifat auditif sangat mendominasi kehidupan manusia. Demikian pula dalam kehidupan pengajaran, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi, penggunaan komunikasi audio banyak di pergunakan  daripada kegiatan  komunikasi lainnya. Hasil penelitian menunjukkan keadaan tersebut.
Pemanfaatan media audio dalam pengajaran terutama di gunakan dalam :
1.        Pengajaran music literary ( pembacaan sajak ), dan kegiatan dokumentasi.
2.        Pengajaran bahasa asing.
3.        Pengajaran melalui radio atau radio pendidikan.
4.        Paket-paket belajar untuk berbagai jenis materi, yang memungkinkan siswa dapat melatih daya penafsirannya dalam suatu bidang studi.
Pengertian media audio untuk pengajaran, di maksudkan sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif ( pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar mengajar.[2]
Pengembangan media audio sama halnya dengan pengembangan media lainnya, yang secara garis besar meliputi kegiatan-kegiatan perencanaan, produksi dan evaluasi. Perencanaan meliputi kegiatan-kegiatan  penentuan tujuan, menganalisis keadaan sasaran, penentuan materi, format yang akan di pergunakan dan penulisan skrip.
Produksi adalah kegiatan perekaman bahan, sehingga seluruh program yang telah di rencanakan dapat di rekam dalam pita suara atau piringan suara. Evaluasi dimaksudkan sebagai kegiatan untuk menilai program, apakah program tersebut bisa di pakai atau perlu di revisi ( di sempurnakan ) lagi.
Karakteristik media audio yang umumnya berhubungan dengan segala kegiatan melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. Akan tetapi dari segi sifatnya yang auditif, media ini terdapat kelemahan yang harus di atasi dengan cara pemanfaatan media atau saluran lainnya. Kekurangan ini di dasarkan atas ciri-ciri dan karakteristik media audio sendiri.
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari media audio :

No
Kelebihan
Kekurangan
1.
Tersedia dimana-mana dan mudah digunakan
Rawan pelanggaran hak cipta
2.
Murah
Bagi siswa yang kurang memahami dalam mendengar bisa jadi menimbulkan kegaduhan
3.
Bisa diproduksi sendiri
Kesulitan dalam penentuan kecepatan suara
4.
Menyediakanpesan lisan untuk meningkatkan pembelajaran
Piranti digital dan analog berbeda sehingga harus mempunyai alat untuk masing-masing, tidak bisa digunakan bersama.
5.
Menyediakan informasi terbaru
Kesulitan dalam penempatan segmen

Menyediakan akses gratis bagi berkas-berkas audio
Berpotensi terjadi penghapusan data secara tidak sengaja.
6.
Cocok untuk mengajarkan bahasa asing
Memerlukan suatu pemusatan pengertian pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu, sehingga pengertannya harus di dapat dengan cara belajar yang khusus
7.
Merangsang murid belajar lebih rajin
Media audio yang menampilkan symbol digit dan analog adalah abstrak, sehingga pada hal-hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
8.
Bisa diulang-ulang

9.
Portable

10.
Mudah disiapkan

11.
Mudah dipindah-pindahkan tempatnya

12.
Awet


Ada beberapa jenis media yang dapat kita kelompokkan kedalam media audio, antara lain radio, pita perekam magnetic/ kaset, piringan hitam, dan laboratorium bahasa.[3]
1.      Radio
Radio sebagai suatu media yang mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan media yang lain, antara lain:
a.       Harganya yang relative murah dengan variasi program yang lebih banyak daripada TV.
b.      Sifatnya yang mudah dipindahkan (mobile). Radio dapat dipindah-pindahkan dari satu ruangan ke ruangan yang lain dengan mudah.
c.       Jika digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio bisa mengatasi problem jadwal. Maksudnya program yang ada direkam kembali kemudian bisa diputar lagi sesuka hati.
d.      Radio dapat mengembangkan daya imajinasi anak.
e.       Dapat merangsang partisipasi aktif pendengar.
f.       Radio dapat memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang digunakan, pada bunyi atau artinya (terutama bagi program bahasa).
g.      Suara menjadi media yang cocok untuk mengajarkan ilmu bahasa dan music.
h.      Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang lebih baik daripada yang dikerjakan guru, antara lain:
1)      Radio dapat menampilkan kedalam kelas guru-guru yang ahli dalam bidang tertentu, sehingga dapat mengatasi masalah kekurangan guru.
2)      Pelajarn lewat radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah maupun metodis. Ini mengingatkan pada guru-guru kita yang jarang mempunyai waktu dan sumber-sumber untuk mengadakan penelitian dan menambah ilmu.
3)      Radio dapat menyajikan laporan-laporan seketika/langsung (on the spot). Pelaynn radio yang sudah maju  mempunyai banyak sumber diperpustakaan arsipnya yang siap dipakai.
4)      Siaran-siaran yang actual dapat memberikan suasana kesegaran (immediciacy) pada sebagaian besar topic.
i.        Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang tidak dapat dilakukan oleh guru. Dapat menyajikan pengalaman-pengalaman dunia luar ke kelas. Misalnya kisah petualangan alam didaerah lain yang bisa dituturkan ke dalam kelas secara langsung lewat radio.
j.        Radio dapat mengatasi batasan ruang waktu, janhkauannya luas.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, sebagai media pendidikan radio mempunyai kelemahan-kelemahan pula, antara lain:
a.       Sifat kpmunikasinya hanya satu arah (one way communication)
b.      Biasanya siarannya disentralisasikan sehingga guru tak dapat mengontrolnya.
c.       Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah. Integrasi radio kedalam kegiatan belajar mengajar dikelas seringkali menyulitkan.
2.      Pita Perekam Magnetik/ Kaset
Alat perekam pita magnetic (magnetic tape recording) atau lazimnya orang menyebut tape recorder adalah suatu media pendidikan yang tak dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi, karena mudah mmenggunakannya. Ada dua macam rekaman dalam alat perekam pita megnetik ini, yaitu system full track recording dan double track recording. Ada beberapa kelebihan alat perekam sebagai media pendidikan:
a.       Mempunyai fungsi ganda yang efektif sekali sekali,  untuk merekam, menampilkan rekaman dan menghapusnya. Playback dapat segera dilakukan setelah rekaman selesai pada mesin yang sama.
b.      Pita perekam dapat diputar ulang-ulang tanpa mempengaruhi volume.
c.       Rekaman dapat dihapus secara otomatis dan pitanya bisa dipakai lagi.
d.      Pita rekaman dapat digunakan sesuai jadwal yang ada. Guru dapat secara langsung mengontrolnya.
e.       Program kaset dapat menyajikan kegiatan-kegiatan/ hal-hal diluar sekolah. (Hasil wawancara atau rekaman kegiatan).
f.       Program kaset bisa menimbulkan berbagai kegiatan (diskusi, dramatisasi, dan lain-lain).
g.      Program kaset memberikan efisiensi dalam pengajaran bahasa (laboratorium bahsa).
Dibandingkan dengan program radio, program kaset juga mempunyai kelemahan, yaitu:
a.       Daya jangkauannya terbatas. Jika radio sekali disiarkan dapat menyiarkan pendengar yang missal di tempat-tempat yang berbeda, program kaset hanya terbatas ditempat program yang disajukan saja.
b.      Dari segi biaya pengadaannya bila untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal.
3.      Laboratorium Bahasa
Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan menyajukan materi pelajaran yang telah disiapkan sebelumnya. Media yang dipakai adalah alat perekam.
Dalam laboratorium bahasa  murid duduk sendiri didalam kotak/bilik akustik dan kotak suara. Siswa mendengarkan suara guru yang duduk diruang control lewat headphone. Pada saat yang sama siswa menirukan ucapan guru dia juga mendengarkan suaranya sendiri lewat headphonennya, sehingga dia bisa membandingkan ucapannya dengan ucapan gurunya. Dengan demikian dia bisa segera memperbaiki kesalahan-kesalaha yang dibuatnya.

B.  Kegiatan Perekaman
Kegiatan perekaman dapat dijadikan alat untuk pengalaman belajar, dan hasil kegiatannya dijadikan sebagai alat evaluasi. Jenis-jenis kegiatan ini bisa dipilih dari beberapa kegiatan berikut ini.
1)      Perekaman sendiri, sehingga siswa bisa mendengarkan kembali suaranya sendiri. Dengan kegiatan ini, siswa akan :
-          Dapat menilai kembali dan melatihnya berkali-kali terhadap beberapa kesukaran yang dihadapi.
-          Bisa melaksanakan segala kegiatan yang ditugaskan serta mengobservasi kembali seluruh pekerjaanya.
2)      Kegiatan perekaman yang berulang-ulang pada kegiatan peniruan, akan menjamin konsistensi dalam latihan pengucapan, atau pemberian suatu pengarahan.
3)      Latihan menyusun dan menyatukan beberapa materi yang dipilih dan bahkan dengan cara menambahkan materi yang disusun sendiri, sehingga akan merupakan suatu konsep pemikiran baru. Kegiatan seperti ini lazimnya disebut dengan editing (penyusunan). Tentunya keterampilan menyusun urutan rekaman dalam kegiatan seperti ini merupakan unsure pokok.
4)      Rekaman bisa digunakan untuk melatih penampilan dalam berbicara atau pidato. Orang yang berlatih akan bisa mengevaluasikannya sendiri dan akan melakukan koreksi-koreksi sendiri untuk direkam pada kegiatan perekaman selanjutnya. Dalam kegiatan seperti ini banyak factor yang bisa dilatihkan, diantaranya :
-          Melatih perubahan suara untuk perpindahan masalah atau dalam membuat suatu contoh
-          Melatih tekanan suara pada bagian-bagian yang penting.
-          Melatih mengubah lagu kalimat guna kepentingan apresiasi atau penjiwaan suatu perasaan.
5)      Kegiatan merekam atau memindahkan bahan rekaman, tidak merupakan kegiatan yang mudah bagi yang belum memiliki keterampilan ini. Oleh karenanya kegiatan ini pun bisa menjadi satu bahan untuk latihan dalam hal perekaman dan sebagai pengalaman belajar juga.[4]
Dari beberapa jenis kegiatan diatas, bisa dipadukan satu dengan yang lainnya bilamana ingin mencapai beberapa keterampilan dari pengalaman belajar dengan alat perekaman. Contoh-contoh kegiatan diatas tidak mengandung maksud kegiatan satu tidak bisa dipadukan dengan kegiatan lainnya. Uraian diatas sekedar untuk membuat pengelompokkan jenis kegiatan semata.
Teknik-teknik perekaman bagi pembuatan materi pengajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum, dapat dipilih dari beberapa saran dibawah ini :
1)      Untuk pengajaran bahasa asing
Dalam kegiatan ini dipergunakan peralatan laboratorium bahasa atau perekam suara dirumah guna kepentingan belajar.
2)      Pidato
Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menilai sendiri dalam cara mengutamakan pikiran, pengucapan, lagu kalimat, kecepatan berbicara, ekpresi dalam berpidato. Siswa akan menyadari kelemahan dan kekuragannya yang perlu dicobakan lagi berulang-ulang untuk perlu dikoreksi kembali.
3)      Music
Seperti dalam latihan pidato, kegiatan perekaman dalam latihan music dapat diarahkan kepada tujuan pencapaian beberapa keterampilan yang diharapkan, dengan cara mengevaluasi dan memperbaikinya sendiri.
4)      Pendidikan seni
Sebagai contoh, kegiatan merekam segala pembicaraan yang didapat dari satu kunjungan pameran atau peninjauan ke sanggar-sanggar seni tentang karya-karya yang kreatif mudah dilakukan. Perekaman ini bisa pula ditujukan terhadap kegiatan pemberian komentar atau wawancara dari para seniman yang telah berpengalaman atau dengan seniman pembuatnya. Dari seluruh hasil kegiatan perekaman ini bisa diputar kembali untuk kepentingan diskusi atau pembuatan kritik seni. [5]

C. Format Audio
Audio memilik 2 format, yaitu digital dan analog.
a.      Format Audio Digital
Dalam hal ini  audio digital, perekam digital suara dirubah menjadi informasi biner, kode matematik yang sama menggunakan computer.
b.      Menyimpan Audio Digital
Berkas digital disimpan pada perangkat simpan digital seperti CD, hard drive computer, flash drive, atau perekam digital yang dipegang.sedangkan berkas digital biasanya disimpan dengan format MP3 atau WAV.[6]
1.      Cakram padat
Teknologi cakaram padat (CD) telah menjadi format standar dalam pendidikan. CD menyimpan music atau suara-suara lainnya dalam bentuk bit-bit informasi digital. Cakram berdiameter 4,72 inci (12 cm), dan dapat menyimpan informasi hingga 80 menit. Para pengguna CD dapat dengan mudah menempatkan pilihan dicakram dan bisa memprogram mereka untuk diputar dalam urutan yang diinginkan. Informasi bisa secara selektif diakses oleh oemelajar atau deprogram oleh pengajar. Keuntungan terbesar dari CD adalah tahan terhadap kerusakan. Noda bisa dibersihkan dan goresan yang biasa tidak mempengaruhi pemutaran kembali.
2.      MP3
MP3 (MPEG Audio Layer 3) merupakan format kompresi audio yang menjadikan berkas audio yang menjadikan berkas audio yang besar tersedia dengan mngecilkannya menjadi berkas-berkas lebih kecil yang bisa dengan cepa dan mudah diperoleh di internet. MP3 merupakan cara bagi penikmat audio (audiophiles) untuk menikmati lagu favorit dan mendapatkan informasi dari suara yang diperdengarkan. Sisi jelek dari MP3 adalah masalah hak cipta yang  harus sangat diperhatikan. Tidak seluruh situs di internet mentediakan salinan music legal.
3.      WAV
Berkas WAV merupakan versi digital dari audio analog yang dibuat dengan menggunakan kartu suara computer dan piranti lunak untuk mengubah dan menyimpannya dalam format digital. Berkas audio WAV biasanya disimpan dalam CD, drive portable USB, atau drive jaringan untuk diputar kembali distasiunkerja computer atau ke seisi kelas. Keuntungannya adalah suara yang mempunyai kualitas tinggi dan penggunaan saluran berganda untuk suara. Kelemahan dari berkas WAV adalah cenderung berkapasitas besar, sehingga sebagain besar berkasnya pendek durasinya. [7]
c.       Mengakses Audio Digital
1.      Streaming Audio
2.      Poadcasting
3.      Radio Internet
4.      Pemutar Audio Digital Portabel  (IPod, walkman, discman.
d.      Membuat Audio Digital
1.      Antarmuka digital perangkat music
2.      Menggunakan piranti lunak synthesizer
e.       Format Audio Analog
Audio analog biasnya dalam bentuk kaset pita audio, masih merupakan sumber yang umum digunakan dalam ruang kelas saat ini.
f.        Menyimpan Audio Analog
Kaset pita digunakan untuk menyimpan berkas audio analog. Kaset pita diidentifikasikan berdasar jumlah waktu rekaman yang mereka miliki. Sebagai missal, kaset C-60 bisa merekam 60  menit suara menggunakan kedua sisi (30 menit ditiap sisi), dan kaset C-90 bisa merekam 90 menit (45 menit ditiap sisinya). Kelemahan pada kaset pita adalah pada kaset yang berukuran panjang, misalnya C-120, seringkali terjadi kusut dan macet ditengah sehingga mudah rusak. Respon frekuensi dan kulaitas keseluruhan (fidelitas) dari alat pemutar kaset tidaklah sebagus alat pemutar cakram padat (CD) karena speaker yang kecil disebagian besar alat pemutar kaset, akan tetapi pemanfaatan dibidang pendidikan kualitasnya sudah lebih dari cukup.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media audio ( media dengar ) adalah media yang isi pesannya hanya di terima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsure bunyi atau suara semata. Media audio berkaiatan dengan indera pendengaran.
Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi yang bersifat auditif sangat mendominasi kehidupan manusia. Demikian pula dalam kehidupan pengajaran, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi, penggunaan komunikasi audio banyak di pergunakan  daripada kegiatan  komunikasi lainnya. Hasil penelitian menunjukkan keadaan tersebut.
Pemanfaatan media audio dalam pengajaran terutama di gunakan dalam :
1. Pengajaran music literary ( pembacaan sajak ), dan kegiatan dokumentasi.
2. Pengajaran bahasa asing.
3. Pengajaran melalui radio atau radio pendidikan.
4. Paket-paket belajar untuk berbagai jenis materi, yang memungkinkan siswa dapat melatih daya penafsirannya dalam suatu bidang studi.
Karakteristik media audio yang umumnya berhubungan dengan segala kegiatan melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. Akan tetapi dari segi sifatnya yang auditif, media ini terdapat kelemahan yang harus di atasi dengan cara pemanfaatan media atau saluran lainnya. Kekurangan ini di dasarkan atas ciri-ciri dan karakteristik media audio sendiri.





DAFTAR PUSTAKA

-          Arif. S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.
-          Arsyad, Azhar.. Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.
-          Prof. Dr. H. Asnawir, media pembelajaran, Jakarta, ciputat pers 2002.
-          Setyosari, P dan Sihkubaden. Media Pembelajaran. Elang Mas. 2005.



[1] Arif. S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),  hal. 254
[2] Prof. Dr. H. Asnawir, media pembelajaran ( Jakarta:  ciputat pers, 2002) hal 83
[3] Arif. S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),  hal. 50
[4] Arif. S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),  hal. 50
[5] Prof. Dr. H. Asnawir, media pembelajaran ( Jakarta:  ciputat pers, 2002)  hal 87
[6] Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,2002) hal 255.
[7] Setyosari, P dan Sihkubaden,Media Pembelajaran,(Elang Mas: 2005) hal 57

No comments:

Post a Comment

tinggalkan komentar ^^

Kepemilikan /Kata Ganti ضمير

 Dhomir Kepunyaan ( Dhomir Munfasil )   جَمْعٌ ‏مُثَنَّى ‏ مُفْرَدٌ ضمير هُمْ هُم...